Hagia Sophia

07 February 2024

Angka Kematian Ibu Melahirkan di RI Cukup Tinggi, Inikah Pemicunya?

Ilustrasi ibu hamil. (Foto: Shutterstock)

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Dr dr Chamim Shobari Singoprawiro, SpOG(K) menyoroti tingginya kasus angka kematian ibu (AKI) yang ada di Indonesia. Berdasarkan data Sensus Penduduk 2020, angka kematian ibu mencapai 189 per 100 ribu kasus kelahiran.

Adapun angka kematian ibu merupakan kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam periode waktu selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan. dr Chamim menuturkan 'penyumbang' angka kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh hipertensi, perdarahan, dan infeksi.

"Yang pertama itu karena adanya hipertensi, jadi orang hamil itu tensinya naik tiba-tiba bisa, kondisi ini namanya preeklamsia. Selanjutnya perdarahan karena bisa tatalaksana kehamilan yang tidak baik, terakhir infeksi ini biasanya disebabkan lingkungan persalinan yang kurang baik misalnya," ucap dr Chamim kepada detikcom, Selasa (6/2/2024).

Ia menuturkan kematian pada ibu bisa dicegah. Setiap aspek pemicu angka kematian ibu memiliki cara pencegahannya masing-masing. Misalnya pada kasus hipertensi, hal ini bisa dicegah melalui pemeriksaan rutin ANC (antenatal care).

"Jadi pada saat hamil harus diperiksa kehamilannya secara rutin untuk memeriksa kondisi anak yang dikandung dan juga kondisi ibunya. Terus harus dikontrol makanannya. Kalau ada risiko tensi tinggi, risiko kejang dan seterusnya, maka nanti dikasih obat," ujar dr Chamim.

dr Chamim menambahkan dokter harus bisa memahami kondisi ibu sebaik mungkin. Jika ditemukan risiko-risiko kehamilan seperti perdarahan atau hipertensi, penanganan yang dilakukan bisa lebih tepat atau bisa segera dirujuk ke dokter spesialis yang lebih paham terkait situasi yang mungkin nantinya dialami ibu atau janin.

Pemeriksaan rutin ANC juga penting untuk menentukan jenis nutrisi apa yang diperlukan ibu ketika hamil. Ketika nutrisi yang dibutuhkan terpenuhi, maka berbagai risiko penyakit yang bisa muncul dapat dihindari.

"Jadi gizinya baik, proteinnya banyak itu bagus. Itu juga baik untuk mencegah berbagai macam risiko penyakit pada bayinya juga," ujar dr Chamim.

"Kalau makanan bagus dan teratur kondisi preeklamsia juga bisa dihindari. Kalau makannya karbohidrat terus ya bisa bikin tubuh ibu menjadi gemuk dan gizinya kurang. Harus seimbang karbohidrat, protein, kolesterol, ditambah vitamin," pungkasnya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Angka Kematian Ibu di RI Tinggi, Bumil Wajib Tahu Pemicunya"