Ilustrasi stunting dan gizi buruk. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Aree Thaisagul) |
Stunting dan gizi buruk adalah dua gangguan pertumbuhan yang umum dialami anak-anak. Meski sama-sama berhubungan dengan asupan gizi, terdapat sejumlah perbedaan stunting dan gizi buruk yang perlu diketahui.
Memang, stunting dan gizi buruk sama-sama dipengaruhi oleh asupan gizi yang tidak memadai dan dapat membuat tumbuh kembang anak menjadi tidak optimal. Kendati demikian, stunting dan gizi buruk adalah dua kondisi yang berbeda.
Perbedaan stunting dan gizi buruk dapat dilihat dari faktor penyebab, gejala, hingga cara pencegahannya. Apa saja sih perbedaan antara kedua kondisi tersebut?
Pengertian Stunting dan Gizi Buruk
Untuk mengetahui dengan jelas perbedaan stunting dan gizi buruk, tentu perlu mengetahui definisi masing-masing terlebih dahulu.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan fisik dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.
Sementara itu, gizi buruk (wasting) adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi tubuh.
Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk
Perbedaan stunting dan gizi buruk juga dapat dilihat dari sejumlah faktor lainnya, antara lain
1. Faktor Penyebab
Seperti yang dijelaskan di atas, stunting dan gizi buruk adalah dua kondisi yang disebabkan oleh kekurangan gizi.
Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi yang terjadi dalam waktu lama, biasanya sejak janin dalam kandungan hingga awal kehidupan anak (1.000 Hari Pertama Kelahiran). Penyebab stunting juga kerap diasosiasikan dengan kebutuhan gizi si ibu yang tak terpenuhi selama masa kehamilan, serta praktik pemberian makan bayi yang tidak tepat pada awal kehidupannya.
Berbeda dengan stunting yang dimulai sejak masih dalam kandungan, gizi buruk terjadi ketika anak sudah dilahirkan. Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dari makanan yang dikonsumsi anak. Gizi buruk juga bisa disebabkan oleh infeksi penyakit tertentu, seperti diare serta kondisi lain yang memengaruhi nafsu makan dan kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.
2. Gejala
Gejala stunting paling utama tampak pada ukuran tinggi si anak. Anak yang mengalami stunting umumnya memiliki tubuh yang lebih pendek dibanding anak seusianya. Gejala stunting biasanya baru akan terlihat saat anak menginjak usia dua tahun.
Selain itu, stunting juga ditandai dengan:
- Berat badan yang lebih rendah dibanding anak seusianya
- Pertumbuhan tulang yang tertunda
- Wajah tampak lebih muda atau kecil untuk seusianya
- Kurus atau memiliki berat badan yang rendah untuk seusianya
- Kulit kering
- Rambut tipis
- Lemah dan lesu
- Perut tampak buncit
- Sistem imun yang rendah sehingga rentan terkena penyakit
3. Dampak
Dari segi dampak, stunting dan gizi buruk tidak memiliki banyak perbedaan. Stunting dapat menyebabkan anak mengalami gagal tumbuh yang bersifat permanen. Artinya, anak tidak bisa memperoleh kembali tinggi badan normal.
Selain itu, stunting juga dapat menyebabkan kerusakan permanen pada fungsi serta struktur saraf dan sel-sel otak. Hal ini menyebabkan anak kesulitan menyerap pelajaran di sekolah. Stunting juga membuat anak lebih rentan terserang penyakit tertentu, seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.
Gizi buruk juga dapat mengganggu pertumbuhan fisik dan memengaruhi perkembangan otak anak. Selain itu, anak yang mengalami gizi buruk juga memiliki sistem imun tubuh yang rendah sehingga rentan terserang berbagai macam penyakit. Dikutip dari laman UNICEF, anak dengan gizi buruk memiliki risiko kematian 12 kali lebih tinggi dibandingkan anak gizi baik. Pasalnya, sistem imun yang rendah membuat penyakit infeksi yang dialami lebih parah dan sulit untuk sembuh, sehingga dapat menyebabkan kematian.
4. Upaya Pencegahan
Upaya pencegahan stunting dilakukan sejak bayi masih berada di dalam kandungan. Adapun langkah yang bisa dilakukan antara lain:
- Memenuhi kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil melalui makanan dan suplementasi zat gizi
- Memberikan ASI eksklusif kepada anak sampai berusia enam bulan, dan dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas dan memadai setelah usia enam bulan
- Rutin membawa anak untuk melakukan imunisasi sesuai yang diterapkan oleh pemerintah
- Menerapkan gaya hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan, memastikan kebersihan air yang diminum, dan lain sebagainya
Sedangkan, gizi buruk dapat dicegah dengan memberikan anak makanan bergizi lengkap dan seimbang sesuai kebutuhannya. Selain itu, orang tua juga perlu membawa anak berobat jika terkena penyakit infeksi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Sama-sama Ganggu Pertumbuhan Anak, Apa Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk?"