Ilustrasi makan malam. (Foto: iStock) |
Selama bulan puasa, tantangan yang paling sering dihadapi oleh masyarakat adalah dengan mengubah kebiasaan untuk bangun sahur. Karena malas bangun, tak sedikit orang mengakalinya dengan makan sahur di tengah malam.
Sebenarnya kebiasaan seperti itu aman dilakukan tidak sih? Pengajar Prodi Kedokteran Keluarga FKUI dr Marinda Asiah Nuril Haya, MMed Sci, PhD menuturkan bahwa sebaiknya kebiasaan tersebut tidak dilakukan.
dr Nuril menuturkan bahwa dengan cara tersebut, sebenarnya seseorang memang akan mendapatkan keuntungan dengan jam tidur yang lebih lama. Namun, di sisi lain juga durasi puasa yang dilakukan juga akan menjadi lebih panjang.
"Kalau kita bicara soal tidur mungkin dia jam tidur minimalnya dapat dengan cara itu. Tapi kalau kita lihat ke puasanya, malah jadi lebih panjang kan? Jadi jam 12 malam sampai 6 sore. Puasanya jadi 18 jam," ucap dr Nuril ketika dihubungi detikcom, Kamis (14/3/2024).
Ia menuturkan bahwa ini belum ditambah lagi dengan jenis makanan yang dikonsumsi. Makanan yang tidak bernutrisi seperti junk food cenderung lebih suka dikonsumsi ketika tengah malam.
Kondisi tersebut akhirnya membuat nutrisi yang dibutuhkan tubuh tidak terpenuhi, terlebih dengan kalori tinggi yang ada di jenis makanan seperti itu. Puasa akhirnya akan dijalani dengan lebih lemas dan mengantuk di jam-jam produktif.
"Kalau sahurnya berkecukupan dengan gizi seimbang mungkin masih fine-fine aja, karena kan memang ada di beberapa negara yang puasanya sampai 18 jam kan puasanya," katanya.
"Tubuh kita nanti laparnya menjadi lebih panjang, jadi sel-sel kita yang seharusnya tidak dipecah jadi harus dipecah untuk dapat energi dan beraktivitas. Jadinya biasanya cadangan makanan kita cukup nih buat 12 jam, tapi karena puasanya jadi 18 jam jadi nggak cukup," tandas dr Nuril.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Sahur Tengah Malam karena Malas Bangun? Hati-hati, Dampaknya Bisa Begini"