Gempa Besar Seperti di Turki Tidak Bisa Diprediksi, Ini Alasannya. Foto: Reuters |
Penyebab gempa besar seperti gempa berkekuatan 7,8 magnitudo yang melanda Turki dan Suriah pada Senin (6/2) telah dipahami dengan baik. Namun itu tidak membuat gempa dahsyat jadi lebih mudah diprediksi.
Terlepas dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hampir tidak mungkin untuk mengetahui dengan tepat kapan dan di mana gempa akan terjadi.
"Prediksi gempa bumi ibarat selalu menjadi cawan suci," kata Wendy Bohon, seorang ahli geologi gempa yang bekerja sebagai ahli strategi komunikasi di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA, dikutip dari NBC News.
"Jika kita bisa memberi tahu orang-orang kapan tepatnya gempa akan terjadi, kita bisa mengambil langkah-langkah untuk menguranginya. Tapi Bumi adalah sistem yang sangat rumit," sebutnya.
Ia menyebutkan, bagian dari tantangannya adalah bahwa sifat alami gempa membuatnya menjadi peristiwa yang tidak dapat diprediksi. Ketika satu gempa terjadi, itu akan terjadi dengan cepat.
"Gempa bumi tidak seperti kereta yang bergerak lambat yang akhirnya menambah kecepatan. Ini adalah peristiwa yang tiba-tiba dan dipercepat," kata Ben van der Pluijm, seorang profesor geologi di University of Michigan.
Gempa bumi juga cenderung menyerang dengan sedikit bahkan tanpa peringatan. Meskipun para ilmuwan telah menyelidiki peristiwa prekursor potensial, mulai dari pergeseran suara di bawah permukaan hingga potensi peningkatan aktivitas seismik suatu wilayah hingga perubahan perilaku hewan, sejauh ini mereka tidak dapat menunjukkan dengan tepat sinyal konsisten bahwa guncangan akan segera terjadi.
Kurangnya pola yang jelas mempersulit pembuatan prakiraan gempa yang andal seperti laporan cuaca.
Selain itu, proses yang mendasari gempa, tumbukan lempeng tektonik serta energi yang terbentuk sebagai akibatnya, cenderung berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Misalnya, para ilmuwan dapat mengukur bahwa gempa m kemungkinan besar akan melanda suatu wilayah dalam 200 tahun ke depan, yang mungkin spesifik pada skala waktu geologis. Sedangkan pada skala waktu manusia, tetap tidak terlalu banyak prediksi spesifik.
"Kami memiliki gagasan yang sangat bagus tentang di mana kami memperkirakan gempa, dan bahkan ukuran gempa besar yang dapat kami perkirakan di daerah ini, tetapi itu tidak membantu kami untuk mempersempitnya ke skala waktu manusia," kata van der Pluijm.
US Geology Survey (USGS) bahkan lebih blak-blakan tentang topik ini. "Baik USGS maupun ilmuwan lain tidak pernah meramalkan gempa besar. Kami tidak tahu bagaimana caranya, dan kami tidak bisa memprediksi untuk mengetahuinya kapan saja di masa mendatang," tulis USGS idi websitenya.
Meski demikian, ada cara untuk mempersiapkan mitigasi bencana. USGS misalnya, mengembangkan sistem peringatan dini yang disebut ShakeAlert yang mendeteksi kapan gempa bumi yang signifikan telah terjadi di California, Oregon dan Washington dan kemudian mengeluarkan peringatan radio, televisi, dan seluler yang mengatakan bahwa goncangan yang kuat akan segera terjadi.
"Dalam kebanyakan kasus, peringatan hanya memberikan peringatan beberapa detik, tetapi waktu itu bisa sangat berharga," kata van der Pluijm.
"Dua puluh detik terdengar sangat singkat, tapi cukup waktu bagi Anda untuk mencari tempat berlindung di bawah meja. Ini bukan prediksi, tapi alat seperti ShakeAlert adalah langkah maju yang besar karena dapat meminimalkan dampak yang tak terhindarkan," sambungnya.
Salah satu cara terpenting untuk bersiap menghadapi gempa bumi adalah menyadari risikonya, kata Bohon. Bagi pembuat kebijakan, ini berarti memastikan bahwa infrastruktur penting dilindungi di daerah rawan gempa.
"Yang perlu kita lakukan adalah memastikan kita memahami apa yang bisa terjadi dan membangun sesuatu untuk menahannya. Kita harus memastikan orang tahu apa yang harus dilakukan. Kita harus memastikan bahwa kota kita mampu bertahan dalam menghadapi bahaya tersebut sehingga kita tidak hanya selamat dari gempa, tetapi juga bisa bertahan selama mungkin setelahnya," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Gempa Besar Seperti di Turki Tak Bisa Diprediksi, Ini Alasannya"