Kasus gagal ginjal akut mengalami penambahan kasus, orang tua perlu waspadai jika kencing anak sedikit (Foto: Getty Images/iStockphoto/kan2d) |
Kementerian Kesehatan RI melaporkan temuan kasus baru gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) di DKI Jakarta. Dari dua kasus yang dilaporkan, satu di antaranya masih berstatus suspek. Sementara lainnya sudah terkonfirmasi meninggal dunia.
Pada kasus meninggal, anak berusia satu tahun mengalami gejala di 25 Januari 2023, diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek. Pasien tidak kunjung pulih sampai mengalami anuria atau tidak bisa buang air kecil.
"Penambahan kasus tercatat pada tahun ini, satu kasus konfirmasi GGAPA dan satu kasus suspek," kata dr Syahril dalam keterangan yang diterima detikcom, Senin (6/2/2023).
Plt Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes dr Yanti Herman beberapa waktu lalu menjelaskan, anak-anak dengan gangguan ginjal akut mengalami pengurangan jumlah air kencing, bahkan pada beberapa kasus berhenti sama sekali.
Perihal gejala demam, tidak semua pasien mengalami sehingga tidak dikatakan sebagai gejala khas.
"Yang paling khas adalah penurunan jumlah air kencingnya atau buang air kecilnya yang kita kenal dengan oliguria atau sama sekali tidak ada urinenya atau yang kita kenal dengan anuria," ungkapnya.
dr Yanti menganjurkan para orangtua untuk memperhatikan warna dan jumlah urine anak di rumah. Jika terjadi pengurangan volume dan frekuensi, bahkan berhenti sama sekali, orangtua diminta untuk segera memeriksakan anak ke rumah sakit.
"Yang paling penting adalah memantau warna dan jumlah urine di rumah. Jika urine berkurang yaitu urine dikatakan berkurang jika jumlahnya kurang dari 0,5 ml per kg berat badan per jam dalam 6-12 jam atau bahkan tidak ada urine sama sekali anuria selama 6-8 jam saat siang hari maka pasien segera dirujuk di rumah sakit," pungkas dr Yanti.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kasus Gagal Ginjal Akut RI Belum Kelar! Waspada Jika Kencing Anak Seperti Ini"