7 Fakta Menarik tentang Hujan. Foto: GettyImages |
Sejumlah wilayah di Indonesia rutin kedatangan hujan beberapa pekan belakangan. Sebagian orang kurang suka dengan hujan karena bisa membuyarkan rencana yang sudah dipersiapkan, tapi ada juga yang senang dan bersyukur ketika hujan mengguyur.
Ada sejumlah hal menarik yang mungkin belum kamu ketahui tentang hujan. Berikut adalah 7 fakta menarik tentang hujan, dikutip detikINET dari Fox Weather, Kamis (2/3/2023):
Gurun Atacama di Chili utara dan Peru selatan adalah tempat terkering di Bumi berdasarkan pengamatan meteorologi. Curah hujan rata-rata hanya 0,5 milimeter per tahun, menurut Guinness World Record. NASA mengatakan, Gurun Atacama adalah gurun non-kutub terkering di Bumi.
Namun, para ilmuwan percaya ada tempat yang bahkan lebih kering, yaitu McMurdo Dry Valleys Antartika. Menurut EarthDate.org, daerah ini belum pernah melihat satu tetes pun curah hujan sepanjang sejarah Bumi.
Kedua gurun ini sangat kering dan tidak ramah. Menggunakan alat yang sama dengan yang dipakai di Mars di tahun 1970-an, hasil menunjukkan tidak ada kehidupan di kedua lokasi di Bumi ini.
2. Hujan tidak selalu sampai ke tanah
Saat hujan turun dari awan, biasanya turun ke tanah dan membuat kita basah kuyup jika tidak mengenakan payung atau jas hujan.
Tetapi jika udaranya sangat kering, tetesan hujan dapat menguap selama penurunannya ke permukaan Bumi. Kondisi ini biasanya hanya menciptakan mendung. Adapun tetesan air hujan yang menguap sebelum mencapai tanah disebut virga.
3. Bau hujan sangat khas, ini dia sumbernya
Meskipun air umumnya tidak berbau, kalian mungkin mencium aroma khas hujan saat pertama kali hujan turun. Aroma ini, menurut EarthSky.org, sebenarnya berasal dari kelembapan tanah.
Aroma hujan dikenal dengan sebutan petrichor, sebuah istilah yang diciptakan oleh ilmuwan Australia pada tahun 1964. Actinobacteria atau mikroorganisme kecil yang dapat ditemukan di daerah pedesaan dan perkotaan, serta di lingkungan laut, merupakan penyumbang utama aroma petrichor.
Mereka menguraikan bahan organik yang mati atau membusuk menjadi senyawa kimia sederhana. Produk sampingan dari aktivitas mereka adalah geosmin, senyawa organik yang berkontribusi terhadap aroma hujan.
Partikel kecil yang disebut aerosol dikeluarkan saat tetesan hujan menghantam permukaan, dan geosmin yang mungkin ada di tanah atau larut dalam tetesan hujan kemudian dilepaskan dalam bentuk aerosol, sehingga hidung kita mampu menangkap aroma petrichor yang ada di aerosol tersebut.
4. Bentuk tetesan air hujan
Tetesan air hujan sebenarnya tidak berbentuk seperti tetesan air mata seperti yang kerap digambarkan selama ini. Menurut US Geology Survey (USGS) tetesan air hujan yang paling umum berbentuk seperti roti hamburger.
"Tetesan hujan kecil (radius kurang dari 1 milimeter) berbentuk bulat, yang lebih besar memiliki bentuk yang lebih mirip roti hamburger," kata USGS.
"Ketika mereka menjadi lebih besar dari radius sekitar 4,5 milimeter, mereka dengan cepat terdistorsi menjadi bentuk seperti parasut dengan tabung air di sekitar pangkalannya, kemudian mereka pecah menjadi tetesan yang lebih kecil," tulis USGS.
5. Berat tetesan hujan
Istilah hujan deras, tentu tidak merujuk pada beratnya. Tetesan hujan rata-rata beratnya hanya 0,034 gram, menurut departemen fisika di Union University di Tennessee. Sebagai gambaran, berat itu kira-kira sedikit lebih ringan dan bobot sehelai bulu mata.
6. Perlu 2 menit tetesan hujan mencapai tanah
Ketinggian tempat tetesan hujan jatuh dari awan memang bervariasi. Namun tetesan hujan turun ke tanah dengan kecepatan rata-rata 22 km/jam.
Jika kita asumsikan awan tersebut berada di ketinggian sekitar 760 meter, kira-kira butuh waktu 2 menit bagi tetesan hujan untuk mencapai permukaan.
Tetesan hujan yang lebih besar dapat jatuh secepat 32 km/jam, sedangkan tetesan hujan terkecil membutuhkan waktu hingga 7 menit untuk jatuh ke tanah.
7. Tempat paling basah ada di India
Mawsynram, di negara bagian Maghalaya India, adalah tempat paling basah di Bumi karena curah hujan yang sangat tinggi. Menurut WorldAtlas.com, rata-rata curah hujan di Mawsynram adalah 11.870 mm per tahun.
Hal ini dikarenakan musim hujan India membawa angin lembap barat daya dari Teluk Benggala. Angin menabrak pegunungan Himalaya dan dipaksa naik ke pegunungan, yang meningkatkan curah hujan di sisi angin dan menurunkan curah hujan dalam jumlah besar di Desa Mawsynram.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "7 Fakta Menarik Tentang Hujan"