Dokter spesialis jantung, dr Pangeran Akbar Syah, SpJP dari RS Gunung Jati Cirebon. (Foto: detikHealth/Dinda Zahra Ghaisani Usdi) |
Tenaga medis merupakan garda terdepan dalam menjaga kesehatan masyarakat. Meski begitu, sedikitnya dokter spesialis di Indonesia masih menjadi persoalan. Pasalnya, data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebut bahwa penyebab kematian tertinggi adalah penyakit jantung, stroke, kanker, dan ginjal.
Kurangnya dokter spesialis pun dirasakan oleh salah satu dokter spesialis jantung, dr Pangeran Akbar Syah, SpJP dari RS Gunung Jati Cirebon.
Ia menuturkan bahwa saat ini rumah sakit tempatnya berpraktek baru memiliki satu dokter yang bisa melakukan tindakan pemasangan ring jantung. Sementara itu, dalam satu minggu rumah sakit bisa melakukan hingga 30 tindakan.
"Satu minggu mungkin bisa 30-an tindakan. Cirebon itukan kayak Jabodetabek. Kalau RS Cirebon itu (untuk di wilayah) Cirebon, Majalengka, Indramayu, itu yang bisa masang ring cuma dua, sedangkan hanya Kabupaten Cirebon aja 2 juta penduduk, belum tambah kota cirebon, saya rasa sih sangat kurang ya," tuturnya, Senin (8/5/2023).
Ketimpangan dokter spesialis ini akhirnya membuatnya diminta untuk pergi menempuh pendidikan kembali. Institusi tujuannya adalah Rumah Sakit Fortis, India.
"Saya ditugaskan untuk sekolah lagi. Karena memang di Indonesia, centre yang buka belum terlalu banyak dan waiting list-nya agak panjang, makanya dicoba untuk LPDP ini disekolahkan keluar," katanya.
"Memang sih selama ini untuk spesialis itukan selama ini nggak ada tuh institusi yang meng-cover. Biasanya biaya sendiri atau dibebani ke RS dan LPDP ini biasanya university based. Jadi mungkin dengan adanya kerja sama Kemenkes dan Kemenkeu jadi lebih terbuka kalau misalkan ini jadi hospital based juga," lanjutnya.
Kerja sama yang dimaksud merupakan peluncuran beasiswa fellowship dokter spesialis dalam dan luar negeri oleh Kemenkes dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI.
Beasiswa ini dikhususkan untuk empat layanan yang berhubungan dengan kematian tertinggi di Indonesia yakni kanker, jantung, stroke, dan uro-nefrologi (KJSU). Pada gelombang pertama, Kemenkes akan mengirimkan 19 dokter spesialis yang terdiri dari 10 dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, 8 dokter spesialis anak, dan 1 dokter spesialis bedah toraks kardiovaskuler ke luar negeri.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Praktik di Cirebon, Bela-belain Sekolah di India Biar Bisa Pasang Ring Jantung"