Foto: Grandyos Zafna |
Pakar kesehatan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menyoroti kenaikan kasus COVID-19 di RI tertinggi selama 10 bulan terakhir. Menurutnya, tren kenaikan tersebut tak lagi relevan direspons dengan pembatasan aktivitas masyarakat.
Pasalnya, laporan kasus COVID-19 di gelombang Arcturus saat ini tidak lagi signifikan ketimbang varian terdahulu. Tren kematian dan RS memang merangkak naik, namun angkanya relatif masih rendah.
Alih-alih pembatasan, Prof Zubairi meminta warga untuk kembali memperketat perilaku protokol kesehatan. Kesadaran diri dalam mencegah transmisi atau penularan COVID-19 menjadi yang utama.
"Pembatasan bukan lagi pilihan, dan kita tahu yang harus dilakukan, sering cuci tangan dan pakai masker di ruangan tertutup jika ada banyak orang," kata Zubairi melalui cuitan di akun twitter pribadinya @ProfesorZubairi, Jumat (35/5).
Di sisi lain, Prof Zubairi juga mengingatkan jumlah penambahan kasus virus Corona di Indonesia sepekan terakhir.
Per Kamis (4/5) misalnya, kasus konfirmasi COVID-19 naik menjadi 2.417 kasus. Sementara sehari sebelumnya kasus COVID-19 harian berjumlah 2.647 kasus yang merupakan temuan kasus tertinggi sejak Desember 2022.
Selain kasus konfirmasi, kasus kematian COVID-19 juga mengalami peningkatan dengan 32 kasus yang dilaporkan pada Kamis (4/5). Sebelumnya juga pada Jumat (28/4), Indonesia sempat mencatat 37 kasus kematian akibat COVID-19.
"Kita semua harus memikul tanggung jawab pribadi untuk menekan laju kasus baru COVID-19," pesan Prof Zubairi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pakar IDI Bicara soal Pengetatan Aktivitas Imbas COVID-19 RI Naik Lagi"