Warga Jepang doyan banget jalan kaki, kenapa ya? (Foto: Khadijah Nur Azizah/detikHealth) |
Berjalan kaki sudah merupakan budaya yang tak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari orang Jepang. Berjalan lebih dari 10 ribu langkah sehari bisa dengan sangat mudah bagi orang Jepang.
Sejumlah penelitian telah menunjukkan manfaat berjalan kaki, salah satunya bikin panjang umur. Penelitian yang dilakukan Universitas Kyoto baru-baru ini menemukan kebiasaan jalan kaki yang dilakukan orang Jepang erat kaitannya dengan penurunan risiko kematian.
Tim peneliti mempelajari bagaimana risiko kematian orang terkait dengan jumlah langkah yang mereka jalani sehari, menggunakan data dari 4.165 pria dan wanita berusia 65 tahun atau lebih di Kameoka, Prefektur Kyoto sejak 2013. Kebiasaan mereka diikuti hingga empat tahun setelahnya.
Hasilnya, tingkat kematian akibat kelainan jantung dan pembuluh darah, seperti infark miokard dan infark serebral, juga berkurang sebesar 8,1 persen bagi mereka yang berjalan selama satu atau dua hari dan sebesar 8,4 persen bagi mereka yang berjalan selama tiga sampai tujuh hari.
Namun di samping kesehatan, tim detikcom menemukan beberapa alasan orang Jepang doyan jalan kaki.
1. Fasilitas mendukung
Kota-kota besar di Jepang sangat ramah pejalan kaki. Trotoar sebagian besar datar dan tidak ada halangan yang berarti.
Selain itu, warganya sangat taat tata tertib aturan lalu lintas. Tak pernah ada yang menyeberang selain di zebra cross atau area yang sudah ditentukan.
Satu hal yang mengejutkan adalah tidak banyak tempat untuk duduk dan beristirahat. Bahkan di taman, tidak banyak bangku taman untuk duduk dan bersantai.
2. Harga taksi mahal
Ada alasan orang Jepang lebih memilih transportasi umum seperti bus atau subway dan berjalan kaki: harga taksi mahal!
Beberapa waktu lalu, ongkos taksi di Jepang sempat viral karena disebut mencapai Rp 1,4 juta. Tarif taksi di setiap provinsi disebut bisa berbeda-beda, namun di Tokyo, ongkos taksi berkisar 500 yen atau sekitar Rp 56 ribu untuk jarak 1.096 meter pertama.
Tarif tambahan akan disesuaikan tergantung jarak dan waktu tempuhnya. Meski tak sampai Rp 1,4 juta, namun jika dibandingkan dengan jarak tempuh, jauh lebih murah jika berjalan kaki atau naik transportasi umum.
3. Iklim subtropis
Berada di wilayah subtropis, Jepang memiliki 4 musim. Saat ini, Jepang memasuki musim semi ketika suhu udara menjadi lebih hangat yaitu 23 derajat celcius pada siang hari dan 15 derajat celcius pada pagi serta malam hari.
Jika dibandingkan dengan Jakarta misalnya, suhu di Jepang saat ini tentu jauh lebih ideal dan sangat nyaman untuk beraktivitas di luar ruangan, termasuk berjalan kaki. Dijamin nggak bakal keringatan dan bau badan!
4. Nggak ada yang jualan di trotoar
Di Jepang, trotoar betul-betul hanya diperuntukkan untuk pejalan kaki. Nggak akan ada yang berhenti hanya untuk jajan cireng atau sekedar minum starling.
5. Nggak ada catcalling!
Mengunjungi beberapa wilayah di Jepang seperti Tokyo, Asakusa, Harajuku dan Shinjuku, tidak pernah ada tatapan was-was dari perempuan yang takut menjadi korban catcalling. Selama berjalan berjam-jam menyusuri trotoar dan transportasi umum di negara itu, tak ada catcalling atau siulan bernada tak sopan.
Tidak peduli waktu atau pilihan pakaiannya, perasaan aman dan nyaman saat berjalan di tempat umum sangat terasa. Meskipun Jepang sangat aman, menjaga diri saat berada di negara lain adalah hal yang patut dilakukan.
Cara paling sederhana untuk memastikan keselamatan adalah dengan mengingat hukum dan aturan, baik eksplisit maupun implisit.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Alasan Sebenarnya Orang Jepang Doyan Jalan Kaki, Tak Cuma Kepingin Umur Panjang"