Tedros Adhanom Ghebreyesus Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus (Foto: Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP) |
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi mencabut status kedaruratan global dari penyakit COVID-19 pada awal Mei tahun ini. Namun demikian, bos WHO menegaskan, dicabutnya status darurat tak berarti dunia sudah bebas dari ancaman virus Corona.
"Seperti yang Anda ketahui, kurang dari tiga minggu yang lalu saya menyatakan berakhirnya COVID-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Itu adalah momen kelegaan dan refleksi," ungkap tegas Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus melalui akun resmi Twitter WHO, Senin (22/5/2023).
"Sungguh menggembirakan melihat kehidupan kembali normal, bisa memeluk teman, bepergian dengan bebas, dan bertemu bersama. Kami telah menjadi sandera dari virus ini selama beberapa waktu," sambungnya.
Namun demikian Tedros juga menyinggung, tak berarti masyarakat sudah sepenuhnya bebas dari ancaman virus Corona. Pasalnya, hingga kini masih ada risiko virus Corona bermutasi dan memicu gelombang baru kasus COVID-19.
Pihaknya juga mewanti-wanti, ketika kelak pandemi terjadi lagi, dunia harus sudah bisa menyikapinya dengan langkah adil dan menyeluruh.
"Berakhirnya COVID-19 sebagai darurat kesehatan global bukanlah akhir dari COVID-19 sebagai ancaman kesehatan global," beber Tedros.
"Ancaman munculnya varian (COVID-19) lain yang menyebabkan gelombang baru penyakit dan kematian tetap ada. Dan ancaman patogen lain yang muncul dengan potensi yang lebih mematikan tetap ada," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ancaman COVID Masih Ada Meski Status Darurat Dicabut, Ini yang Dikhawatirkan WHO"