Ilustrasi. Foto: Getty Images/iStockphoto/ktsimage |
Ilmuwan di dunia kini menyoroti potensi 'virus Zombie' keluar dari lapisan es permafrost atau yang mencair imbas pemanasan global. Permafrost dipahami sebagai area tanah tempat bahan-bahan organik membeku selama jutaan tahun. Medan dingin tersebut mencakup kira-kira seperempat dari belahan bumi utara.
Namun imbas perubahan iklim, permafrost perlahan mencair. Es yang mencair di kawasan tersebut bak membuka jalan untuk banyak makhluk hidup di dalamnya keluar.
Ada sejumlah masalah yang bisa dipicu oleh kondisi tersebut. Pertama, banyak bahan organik yang sekarang terpapar akan membusuk. Walhasil, bahan tersebut akan melepaskan karbon dioksida dan metana yang adalah gas rumah kaca, kemudian memicu perubahan iklim menjadi lebih buruk.
Kedua, es yang mencair dapat menghidupkan kembali virus prasejarah kuno yang tak terhitung jumlahnya yang terlupakan oleh waktu. Kini gegara es mencair, virus-virus siap untuk muncul kembali ke permukaan.
Hingga kini, para ilmuwan telah menemukan sejumlah jenis virus yang mereka ekstrak dari permafrost. Sejauh ini, virus-virus tersebut terpantau tidak dapat menginfeksi manusia dan hanya bisa menjangkit amuba sel tunggal. Namun begitu, tak berarti manusia bebas dari risiko munculnya penyakit berbahaya.
Mengacu pada temuan sejauh ini, terdapat sejumlah penyakit yang bisa menyebar akibat virus Zombie yakni influenza, Pithovirus sibericum, Mollivirus sibericum, Pandoravirus dan megavirus raksasa, virus 'serigala' (Pacmanvirus lupus), dan cacar.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bumi Makin Panas, Ini yang Dikhawatirkan Ahli Jika Virus Zombie Mendadak Bangkit"