Hagia Sophia

20 June 2023

Hampir 170 Korban Meninggal Akibat Heatstroke di India

Hampir 170 korban meninggal dunia di India imbas gelombang panas esktrem. Foto: AP/Rajesh Kumar Singh

Imbas diterpa gelombang panas ekstrem, India mencatat hampir 170 kasus kematian akibat heatstroke dalam beberapa hari terakhir. Tepatnya, di negara bagian Uttar Pradesh utara dengan 119 kasus kematian dan Bihar dengan 47 kasus.

Pada Senin (19/6/2023) melaporkan, rumah sakit kini kewalahan dengan meningkatnya jumlah pasien, dibarengi pemadaman listrik secara rutin. Rumah sakit terbesar di distrik Ballia Uttar Pradesh misalnya, tidak lagi sanggup menampung lebih banyak pasien. Kamar mayatnya pun kewalahan setelah 54 orang meninggal karena gelombang panas. Beberapa keluarga diminta untuk membawa pulang jenazah kerabatnya.

Departemen Meteorologi India (IMD) melaporkan, wilayah utara India memang terkenal akan panas teriknya selama berbulan-bulan. Suhu tertinggi dalam beberapa hari terakhir mencapai 43.5 derajat celcius.

"Kami telah mengeluarkan peringatan gelombang panas selama beberapa hari terakhir," kata ilmuwan IMD Atul Kumar Singh dikutip dari AP News, Selasa (20/6).

Meski sudah ada peringatan tersebut dibarengi lonjakan jumlah korban, para pejabat pemerintah tidak meminta warga bersiap. Ditambah, imbas tekanan panas tersebut, pemadaman listrik secara konsisten terjadi di seluruh wilayah, membuat orang tidak memiliki aliran air, kipas angin, atau AC.

Ketua Menteri Uttar Pradesh Yogi Adityanath mengatakan pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan pasokan listrik tidak terganggu di negara bagian itu. Dia mengimbau warga untuk bekerja sama dengan pemerintah dan menggunakan listrik secara bijak.

"Setiap desa dan setiap kota harus mendapatkan pasokan listrik yang cukup selama panas terik ini. Jika terjadi kesalahan, harus segera ditangani," ungkapnya melalui keterangannya, Jumat (16/6).

Suasana di rumah sakit distrik Ballia kini mengingatkan akan suasana kacau yang terjadi saat COVID-19 melonjak besar-besaran di India. Dengan keluarga dan dokter berhamburan ketika banyak pasien membutuhkan perhatian medis, dibarengi koridor berbau pesing, sampah dan limbah medis berserakan, dan dinding rumah sakit ternoda ludah daun sirih.

"Semua staf kami telah berada di sini selama tiga hari berturut-turut dan terlalu banyak bekerja," ujar petugas medis darurat dr Aditya Singh.

Imbas daya listrik yang naik-turun, AC di bangsal rumah sakit tidak berfungsi dengan baik. Petugas mengipasi pasien dengan buku dan menyeka keringat mereka agar tetap dingin.

Pakar iklim menyebut, gelombang panas akan terus berlanjut dan India perlu mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menghadapi konsekuensinya.

Sebuah studi oleh World Weather Attribution, sebuah kelompok akademik yang meneliti sumber panas ekstrem, menemukan bahwa gelombang panas berlangsung sejak April dan melanda sebagian Asia Selatan. Menurutnya, kondisi ini setidaknya 30 kali lebih mungkin terjadi akibat perubahan iklim.
























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Hampir 170 Korban Tewas Imbas Gelombang Panas India, Sehoror Ini Situasi di RS"