India diserang gelombang panas ekstrem. (Foto: AP/Rajesh Kumar Singh) |
Sebanyak 96 orang meninggal dunia imbas India dihantam gelombang panas ekstrem. Menurut pejabat setempat, gelombang panas ini menyerang dua negara bagian di sana, yakni Uttar Pradesh dan Bihar Timur.
Pihak berwenang setempat menemukan bahwa korban yang meninggal sebagian besar berusia di atas 60 tahun. Selain itu, mereka memiliki penyakit yang mungkin diperburuk oleh panas yang menyengat.
Seorang petugas medis di Ballia, SK Yadav, mengungkap bagaimana kondisi rumah sakit di sana saat gelombang panas menyerang. Ia menyebut dalam tiga hari terakhir, sekitar 300 pasien dirawat di rumah sakit distrik karena berbagai penyakit yang diperparah oleh suhu yang panas.
Melihat kondisi ini, pihak berwenang membatalkan rencana cuti para tenaga medis di Ballia. Mereka juga menyediakan tempat tidur tambahan di rumah sakit untuk mengakomodasi pasien yang masuk.
Salah satu warga Ballia, Pathak, juga belum lama ini kehilangan ayahnya akibat gelombang panas yang menyerang India. Ia menyaksikan dengan jelas bagaimana melonjaknya pasien di unit gawat darurat akibat gelombang panas.
"Ini tidak pernah terjadi di Ballia. Saya belum pernah melihat orang meninggal karena panas dalam jumlah yang begitu besar. Orang-orang takut keluar. Jalan dan pasar sebagian besar sepi," jelasnya yang dikutip dari ABC News, Senin (19/6/2023).
Kepala petugas medis distrik Ballia, dekat negara bagian Bihar, Dr Jayant Kumar, juga mengungkap banyaknya orang yang meninggal akibat gelombang panas. Pada Kamis (15/6) sebanyak 23 orang meninggal dunia, dan keesokan harinya 11 lainnya meninggal.
"Jumlah kematian lebih dari normal. Sebagian besar adalah kematian alami, dan sebagian besar yang mati adalah orang tua yang menderita berbagai penyakit seperti diabetes," jelasnya yang dikutip dari Straits Times.
Suhu Panas Mencapai 43 Derajat Celcius
Pada Minggu (18/6), distrik Ballia dan Uttar Pradesh dihantam suhu panas hingga 43 derajat Celcius. Ini lebih tinggi 5 derajat Celcius dari kisaran suhu yang normal. Bahkan kelembapan relatif tercatat sebesar 25 persen, mengintensifkan efek panas.
Di Bihar timur, panas terik melanda sebagian besar negara bagian itu, menyebabkan 42 kematian dalam dua hari terakhir. Di dua rumah sakit ibu kota negara bagian Patna, tercatat 200 pasien mengidap diare dan muntah-muntah.
Patna mencatat suhu maksimum di 44,7 derajat Celcius pada hari Sabtu.
Namun, suhu menjadi lebih intens dalam satu dekade terakhir. Selama gelombang panas, negara tersebut biasanya mengalami kekurangan air parah, dengan puluhan juta dari 1,4 miliar kesulitan mendapatkan air bersih.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Begini Horornya India Dihantam Gelombang Panas, Hampir 100 Orang Tewas"