Hagia Sophia

20 June 2023

Dampak Negatif bagi Anak yang Sering Main Roleplay di Medsos

Ilustrasi viral bocah perempuan dimarahi sang ayah gegara ketahuan bermain roleplay di media sosial. Foto: Tangkapan layar viral/TikTok

Viral video seorang anak perempuan dimarahi oleh ayahnya lantaran ketahuan bermain roleplay di Tiktok. Sejumlah netizen menyoroti, anak tersebut masih berusia terlalu kecil untuk melakukan permainan serupa. Ditambah, aktivitas tersebut juga melibatkan orang-orang tak dikenal yang berinteraksi menggunakan akun Tiktok.

Psikiater dr Lahargo Kembaren, SpKJ, menjelaskan, anak yang bermain roleplay dengan orang asing di media sosial bisa jadi disebabkan minimnya perhatian yang diperoleh di dunia nyata. Misalnya karena minimnya komunikasi, kehangatan, serta apresiasi atau penghargaan dari orang-orang di sekitarnya.

Sebab ketika anak tersebut melakukan roleplay di dunia maya, ia merasa senang dengan peran palsu yang dimainkannya. Karena situasi tersebut, muncul hormon dopamine yang membuatnya merasa nyaman. Salah satu risiko dari kebiasaan tersebut tak lain kecanduan atau kecenderungan untuk bermain lagi dan lagi.

"Dia akan merasa tenang dan nyaman sesaat, tapi ketika sudah menurun dia tidak punya cara lain lagi untuk mendapatkan ketenangan itu selain melakukan hal yang sama, sehingga terjadilah pola perilaku yang berulang-ulang," ungkap dr Lahargo pada detikcom, Minggu (18/6/2023).

Anak Berisiko Alami Gangguan Kepribadian

Risiko lain yang disoroti dr Lahargo dari kebiasaan anak bermain roleplay di dunia maya adalah gangguan kepribadian, misalnya gangguan kepribadian borderline. Sebab pada gangguan ini, anak tidak memiliki citra diri yang baik dan emosinya amat labil.

"Kepribadian itu merupakan ciri seseorang dalam menyikapi kehidupannya sehari-hari. Kepribadiannya bisa terganggu menjadi yang namanya gangguan kepribadian," beber dr Lahargo.

Kemungkinan lainnya, anak yang bermain roleplay berisiko mengalami gangguan kepribadian narsistik (NPD). Sebab, kebiasaan permainan tersebut mencetuskan keinginan anak untuk selalu menjadi yang paling hebat, paling jago, dan nomor satu.

Terakhir, dr Lahargo juga menyoroti risiko histrionik, yakni kecenderungan anak selalu mencari perhatian. Sebab, kepercayaan dirinya bergantung kepada persetujuan orang lain.

"Ada juga paranoid, bawaannya curiga terus, takut terus. Gangguan kepribadian bisa terjadi sebagai dampak roleplay yang tidak diawasi dan diatur waktunya dengan baik," ujar dr Lahargo.

Jati Diri Terganggu

dr Lahargo juga mengungkapkan kemungkinan pembentukan jati diri anak menjadi terganggu imbas bermain roleplay di dunia maya. Sebab di permainan tersebut, jati diri anak yang idealnya sesuai dengan nilai dan norma menjadi kacau. Walhasil, timbul kebingungan pada anak dibarengi masalah psikologis.

Sulit Membedakan Mana yang Nyata dan Semu

Lebih lagi, permainan roleplay tersebut juga berpotensi mengganggu kemampuan anak dalam membedakan mana yang sesuai realitas di dunia nyata, dan mana yang sebenarnya adalah semu.

"Kemampuan menilai realitas yang terganggu ini bisa jatuh pada keadaan yang namanya psikotik. Psikotik itu dia tidak bisa membedakan mana yang nyata dan tidak nyata karena dia semakin meyakini bahwa dia sudah memiliki ataupun menjadi seseorang dalam roleplay tersebut," beber dr Lahargo.

"Maturitas atau kematangan sel-sel sarafnya masih belum cukup untuk bisa memahami situasi ini dan dalam pertumbuhan perkembangannya juga jadinya terganggu," pungkasnya.
























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Sederet Efek Negatif Anak Main Roleplay di Medsos, Bisa Picu Gangguan Kepribadian"