Sebanyak 3 warga AS meninggal dunia diduga akibat meningitis jamur. (Foto: Getty Images/iStockphoto/ktsimage) |
Sebanyak tiga orang asal Amerika Serikat (AS) meninggal dunia akibat infeksi jamur setelah menjalani prosedur kosmetik di Meksiko. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memperingatkan ada lebih dari 200 pasien yang mungkin juga berisiko.
Sejak Januari 2023, CDC telah mengidentifikasi 14 suspek, 11 probable, dan dua kasus meningitis jamur yang dikonfirmasi di AS yang dikaitkan dengan prosedur kosmetik yang dilakukan di Meksiko. Dari angka tersebut 3 di antaranya meninggal dunia.
Badan tersebut mengatakan bahwa 212 warga AS di 25 negara bagian dapat berisiko terinfeksi, yang dapat muncul beberapa minggu setelah melakukan prosedur.
Semua infeksi telah ditelusuri kembali ke 2 klinik di Matamoros, Tamaulipas, Meksiko, River Side Surgical Center dan Clinica K-3. Semua pasien yang terdampak menjalani prosedur di bawah anestesi epidural, ketika obat disuntikkan ke dalam ruang di sekitar sumsum tulang belakang. Belum diketahui prosedur pasti yang telah dilakukan.
Salah satu pasien yang meninggal adalah Lauren Robinson (29), seorang ibu empat anak dari Texas, AS. Menurut suaminya, Lauren mulai mengalami gejala beberapa bulan setelah melakukan prosedur kosmetik pada bulan Februari.
"Dia hebat, hasilnya bagus, semuanya baik, dia mulai kembali bekerja, lalu dia mulai terus-menerus mengatakan kepada saya, 'Saya sakit kepala, ada yang tidak beres,'" ujar suaminya, Garrett Robinson, pada awal bulan Mei, ketika istrinya masih dirawat di rumah sakit. Dikutip dari Fox News, sang istri meninggal dunia pada 31 Mei.
Apa itu Meningitis Jamur?
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus meningitis jamur cukup langka, tetapi dapat mengancam nyawa dan memerlukan perawatan medis segera.
Meningitis, radang cairan dan selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang, dapat disebabkan oleh sejumlah bakteri, virus, jamur, dan parasit. Dalam hal ini, laboratorium di AS dan Meksiko telah mendeteksi bukti spesies jamur yang disebut Fusarium solani di cairan serebrospinal pasien.
Sementara para penyelidik belum tahu persis apa yang terjadi, ada kemungkinan peralatan medis yang terkontaminasi. Peralatan yang tidak dibersihkan dengan benar dapat memasukkan jamur ke dalam tubuh pasien.
WHO mengatakan bahwa wabah meningitis jamur terkait perawatan kesehatan seperti ini sebelumnya pernah terjadi di antara pasien yang menerima anestesi spinal, seperti pasien dalam kasus saat ini.
Menurut Mayo Clinic, gejala awal meningitis mungkin mirip dengan flu dan dapat berkembang selama beberapa jam atau hari. Gejala meningitis yang lebih parah termasuk:
- Demam
- Sakit kepala
- Leher kaku
- Mual dan muntah
- Mata yang peka terhadap cahaya
- Linglung
CDC mengatakan bahwa semua pasien yang menjalani prosedur medis di River Side Surgical Center atau Clinica K-3 di Matamoros, Meksiko, sejak 1 Januari 2023, harus dievaluasi untuk meningitis jamur, terlepas dari apakah mereka memiliki gejala atau tidak. Kedua klinik tersebut ditutup pada 13 Mei, menurut New York Times.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Infeksi Langka Meningitis Akibat Jamur Merebak di AS, Picu 3 Orang Tewas"