Hagia Sophia

28 July 2023

Makin Banyak Warga Jepang yang Tidak Ingin Nikah, Ini Hasil Surveinya

Foto: DetikHealth/Khadijah Nur Azizah

Imbas banyak warganya memilih untuk tidak menikah dan memiliki anak, Jepang dihantam krisis populasi. Seiring populasi Jepang yang terus menurun dengan cepat, jumlah warga negara asing di negara tersebut justru meningkat ke rekor tertinggi.

Hal itu tercatat dalam data pemerintah yang dirilis pada Rabu (26/7/2023). Mereka mencatat, jumlah total warga negara Jepang di negara itu turun sekitar 800.000 orang pada tahun 2022. Dengan begitu, penurunan populasi di Jepang terpantau telah terjadi selama 14 tahun berturut-turut.

Sebuah survei yang dilakukan oleh National Institute of Population and Social Security Research pada 2022 menemukan bahwa hampir seperlima pria dan sekitar 15 persen wanita di Jepang mengaku tidak tertarik untuk menikah.

Angka tersebut merupakan persentase tertinggi sejak tahun 1982. Hampir sepertiga pria dan seperlimanya wanita berusia lima puluhan di Jepang belum pernah menikah.

Imbas kondisi tersebut, pemerintah Jepang khawatir jika perekonomian di negara tersebut bakal goyah bertahun-tahun mendatang. Pasalnya, mereka kekurangan orang dewasa dan warga berusia muda usia produktif bekerja.

"Untuk mengamankan tenaga kerja yang stabil, pemerintah akan mempromosikan reformasi pasar tenaga kerja untuk memaksimalkan pekerjaan perempuan, orang tua dan lainnya," kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno, dikutip dari CBS News, Jumat (28/7/2023).

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida sempat menegaskan, pihaknya akan menjalani langkah-langkah yang belum pernah dicoba sebelumnya untuk mendongkrak angka kelahiran di Jepang. Pasalnya menurutnya, Jepang akan berada di ambang disfungsi, merosot menuju kehancuran sistem kesejahteraan sosial jika penurunan populasi terus berlanjut.

"Sekarang atau tidak sama sekali dalam hal kebijakan tentang kelahiran dan membesarkan anak. Ini adalah masalah yang tidak bisa menunggu lebih lama lagi," beber Kishida saat itu.

Seiring itu, Jepang diketahui memiliki populasi yang paling cepat menua, dibandingkan negara pasca-industri lainnya. Angka kelahiran, yang dipahami sebagai jumlah rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita, mulai menurun pada 1970-an.

Mengacu pada data dari Bank Dunia, tingkat kelahiran di Jepang kini adalah 1,3. Padahal untuk menjaga kestabilan populasi, angka kelahiran perlu mencapai setidaknya 2.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dihantam Krisis Populasi, Ini Bukti Makin Banyak Warga Jepang Ogah Nikah"