Foto: SS Viral TikTok @fbgm_239 |
Pemuda asal Florida, Amerika Serikat bernama Mason Middleton (19) mengalami nasib nahas pasca kecanduan rokok elektrik semasa di sekolah menengah atas. Mason bisa merokok setiap beberapa menit dan menghabiskan empat pod dalam waktu seminggu.
Namun, pada awal tahun ini, tiba-tiba Mason mengalami rasa sakit menusuk di dadanya. Kondisi tersebut bahkan sampai membuatnya kesulitan untuk berdiri.
Pada Agustus, dokter akhirnya mendiagnosis Mason mengalami kerusakan paru-paru bagian kiri. Mason mengatakan bahwa dokter tidak menemukan kemungkinan penyebab lain dari penyakit yang dialaminya selain karena penggunaan vape.
"Saya berhenti menggunakan vape. Saya sebelumnya tidak pernah mau mendengarkan orang yang mengatakan bahwa vape bisa merusak tubuh dan akhirnya hal ini terjadi. Jangan lalui apa yang sudah saya alami. Ini sangat menyakitkan," ujar Mason dikutip dari Daily Mail.
Mason berujar bahwa ia pertama kali mengenal vape ketika usianya masih 15 tahun. Saat itu, ia mendapatkan vape dari salah satu temannya di sekolah.
Orang tua Mason sebenarnya sudah sempat melarang anaknya itu untuk menghisap vape. Namun, Mason memilih untuk mengabaikan mereka dan tetap melakukan kebiasaan tersebut.
"Saya sangat sangat sangat kecanduan. Kalau sedang bekerja saya mungkin akan jarang menggunakan vape. Tetapi ketika sedang beristirahat atau sedang berbaring di tempat tidur, saya bisa menghisapnya tiap tiga sampai lima menit," katanya.
Ketika rasa sakit menusuk pada dadanya muncul, Mason sempat mengonsumsi ibuprofen untuk mengurangi rasa nyeri. Namun karena rasa sakit itu masih muncul ia lantas memutuskan untuk pergi ke rumah sakit.
Hasil pemeriksaan dokter melalui rontgen menunjukkan bahwa Mason mengalami paru-paru kolaps atau secara medis pneumotoraks spontan. Kondisi tersebut memunculkan lubang pada paru-paru yang memungkinkan udara mengalir ke ruang kosong antara dinding paru-paru dan dinding dada.
Akibatnya paru-paru tidak dapat mengembang atau mengempis dengan baik. Mason pun akhirnya kesulitan bernapas, alami nyeri dada, dan detak jantung menjadi lebih cepat.
Mason akhirnya dirawat dengan memasukkan selang ke dalam dada untuk menyedot udara keluar dari ruang kosong tersebut. Proses pemulihan dilakukan dengan memberikan waktu yang cukup untuk paru-paru bisa menyembuhkan lubang dan memulihkan pernapasan normal tanpa bantuan mesin.
Remaja tersebut dirawat di rumah sakit selama tiga hari. Tim dokter secara bertahap mengurangi jumlah udara yang dihisap dari rongganya dadanya. Pada hari ketiga akhirnya Mason diperbolehkan keluar dari rumah sakit.
Mason berjanji untuk tidak menggunakan vape lagi. Bahkan ia juga sudah membuang semua vapenya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Nasib Nahas Pria 19 Tahun, Paru-parunya 'Berlubang' usai Kecanduan Ngevape"