Foto ilustrasi. (Foto: Dok. Shutterstock) |
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan lain sebagainya. Umumnya, hipertensi diidap oleh orang berusia 30 sampai 60 tahunan.
Kendati demikian, orang muda juga tak serta merta terbebas dari risiko penyakit tersebut. Pada banyak kasus, hipertensi juga dialami oleh orang-orang berusia belia dengan kisaran umur dimulai belasan tahun.
Sayangnya, banyak usia muda yang masih abai dengan penyakit tersebut. Padahal, hipertensi sejak remaja bisa menimbulkan efek jangka panjang yang serius jika tidak ditangani segera.
Hal ini dibuktikan dalam sebuah studi. Dalam penelitian tersebut, para ahli menemukan remaja pria yang mengidap hipertensi sejak usia 18 tahun memiliki risiko lebih besar mengalami serangan jantung, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya saat menginjak usia 30-an.
Lebih lanjut, studi itu juga mengungkapkan bahwa risiko-risiko tersebut terus terakumulasi seiring dengan bertambahnya usia.
"Saya rasa cukup masuk akal jika mengatakan tekanan darah di usia muda bisa memengaruhi kardiovaskular kita di kemudian hari," ujar spesalis kardiologi dari Orange Coast Medical Center di California, dr Jennifer Wong, dikutip dari Healthline, Jumat (29/9/2023).
Sementara itu, profesor sekaligus direktur Heart Disease Prevention Program dari UCI School of Medicine di Irvine, California, dr Nathan D Wong, PhD, mengatakan orang yang memiliki tekanan darah tinggi sejak usia muda memiliki risiko dua kali lebih besar mengalami penyakit kardiovaskular ketika mulai memasuki usia paruh baya.
Karena itu, ia menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan tekanan darah, bahkan sejak masih usia kanak-kanak.
"Studi terdahulu menunjukkan peningkatan tekanan darah ringan sering berkembang menjadi hipertensi dalam beberapa tahun. Karena itu, penting untuk mengawasi hal ini lebih awal daripada terlambat," ucapnya.
"Lebih lanjut, peningkatan tekanan darah juga berkaitan dengan masalah lain seperti penyakit ginjal dan diabetes," sambungnya.
Senada, ahli kardiologi dari Northwell Health's Lenox Hill Hospital di Manhattan, New York, dr Christopher Tanayan menganjurkan pemeriksaan tekanan darah menjadi bagian dari check-up rutin pada kunjungan ke rumah sakit.
"Mencegah lebih baik daripada mengobati, terlebih efek tekanan darah tinggi biasanya terjadi secara perlahan selama bertahun-tahun," katanya.
dr Tanayan menyarankan agar para remaja berupaya mempertahankan tekanan darah normal, yakni di bawah 120/80 mmHg.
"Semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi pula kemungkinan hal buruk terjadi di kemudian hari, dan itu bisa bermula dari peningkatan tekanan darah ringan," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Tak Boleh Disepelekan! Sefatal Ini Dampak Jangka Panjang Hipertensi pada Remaja"