Hagia Sophia

25 September 2023

Virus Baru Ditemukan di Tempat Paling Dalam di Bumi

Palung Mariana, titik terdalam Bumi. Foto: Dok. BBC Magazine

Sebuah virus baru ditemukan, dan secara mengejutkan keberadaannya ada di Palung Mariana, tempat terdalam di Bumi. Virus ini menginfeksi bakteri yang hidup di wilayah terdalam dan tergelap di lautan.

Dalam sebuah studi baru, para peneliti telah mengidentifikasi bakteriofag yang sebelumnya tidak diketahui. Temuan ini memperluas pemahaman tentang keragaman virus di kedalaman perairan kita.

Bakteriofag atau fag adalah sejenis virus yang menginfeksi dan bereplikasi di dalam bakteri. Para ilmuwan yakin mereka adalah organisme paling melimpah di planet ini dan di mana pun kita menemukan bakteri, kemungkinan besar fag juga ada di sana. Sebuah tim peneliti internasional menemukan fag di dalam sedimen Palung Mariana yang muncul dari kedalaman 8.900 meter.

"Sepengetahuan kami, ini adalah fag terisolasi terdalam yang diketahui di lautan global," kata Min Wang, anggota kelompok penelitian, seperti dikutip dari IFL Science.

Dinamakan vB_HmeY_H4907, fag ini dianggap mewakili keluarga siphovirus baru, yang memiliki DNA beruntai ganda. Ia menginfeksi Halomonas, sekelompok atau lebih tepatnya, genus bakteri yang sering ditemukan di laut dalam dan ventilasi hidrotermal dan dianggap memainkan peran penting dalam lingkungan ini.

Karena fag dan bakteri inangnya sering berevolusi bersama, para peneliti melakukan analisis genom terhadap DNA fag baru tersebut, dengan harapan dapat memberikan petunjuk mengenai evolusinya dan bagaimana ia berinteraksi dengan inang Halomonasnya.

Hasil analisis menunjukkan bahwa virus ini tersebar luas di lautan, tetapi juga secara evolusioner jauh dari virus rujukan yang digunakan.

Secara signifikan, bakteri ini juga ditemukan bersifat lisogenik, yakni menggabungkan genomnya sendiri ke dalam genom inang, artinya ketika sel bakteri bereplikasi dan membelah, materi genetik virus juga disalin dan berakhir di sel baru.

Penggantian DNA ini mungkin memberikan bukti bagaimana kedua organisme tersebut mampu bertahan di lingkungan bawah air yang ekstrem, dan mengisyaratkan adanya co-evolusi.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji sepenuhnya kemungkinan ini. Para penulis penelitian ini merencanakan penyelidikan di masa depan mengenai mekanisme molekuler yang mendorong interaksi antara virus laut dalam dan inangnya.

Mereka juga ingin melanjutkan pencarian virus baru di lingkungan ekstrem lainnya, dengan harapan dapat memperluas pemahaman tentang virus dan kehidupan mikroba di laut dalam dan sekitarnya.




























Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Virus Baru Ditemukan Bersemayam di Tempat Terdalam di Bumi"