Ilustrasi. Foto: Getty Images/iStockphoto/designer491 |
Ancaman stroke tak hanya menghantui orang-orang berusia lanjut, melainkan juga orang berusia muda. Bahkan menurut dokter, kini mulai muncul tren serangan stroke dialami oleh orang-orang berusia 20 hingga 30 tahun. Menurut dokter saraf, kondisi ini tak terlepas dari faktor genetik atau turunan dari orang tua.
"Kemungkinan besar genetik, kemudian perdarahan aneurisma. Itu kena pembuluh darah, modelnya kayak balon tadi. Ini pecah. Kalau penyumbatan, ada prosesnya biasanya," ungkap dokter spesialis neurologi dr Sigit Dewanto H, SpN, FINS, FINA saat ditemui detikcom di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023). Sembari ia menambahkan, faktor genetik juga bisa menjadi faktor risiko stroke berat.
Di samping itu, faktor gaya hidup juga bisa menjadi faktor risiko stroke pada usia muda. Misalnya kebiasaan merokok, yang setelah terakumulasi bertahun-tahun, akhirnya menjadi pemicu stroke pada usia 40 hingga 50 tahun.
Bisa Jadi Faktor Sering Stres
Sejalan dengan itu, dokter spesialis saraf sekaligus anggota Dewan Pembina Perhimpunan Hipertensi Indonesia (InaSh) Prof Dr dr Yuda Turana, SpS, menjelaskan stroke pada usia muda tak terlepas dari gaya hidup dan tingkat stres yang tinggi, misalnya akibat beban pekerjaan.
"Cenderung memang trennya stroke banyak di usia muda karena banyak. Karena kita tahu bicara Indonesia secara umum, merokok usia muda termasuk paling tinggi. Dulu beli makanan jalan ke depan gang, sekarang diantar depan pagar. Obesitas menjadi masalah," ujarnya saat ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Selasa (24/10).
"Mengenai mental health. Artinya, bekerja itu seringkali menjadi problem. Sekarang bukan di aspek fisik, lebih banyak aspek psikis. Itu sangat penting. Itu juga faktor risiko," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Sederet Pemicu Stroke di Usia 20-30, Salah Satunya Kebanyakan Stres"