Ilustrasi. Foto: Getty Images/iStockphoto/ |
Sejumlah ilmuwan menyoroti potensi kemuncul pandemi selanjutnya, yang dikhawatirkan bakal memunculkan penyakit paling menular dan mematikan bagi umat manusia. Seperti apa temuannya sejauh ini?
Keluarga paramyxovirus memiliki lebih dari 75 virus, di antaranya yang memicu penyakit gondongan, campak, dan infeksi saluran pernafasan. Salah satu virusnya, virus Nipah, dapat menginfeksi sel dengan reseptor yang mengatur masuk atau keluarnya sel yang melapisi sistem saraf pusat dan organ vital.
Varian ini memiliki tingkat kematian hingga 75 persen, dibandingkan virus Corona yang jauh di bawah satu persen. Para ilmuwan mencatat, tidak seperti flu dan COVID-19 yang dapat berubah dengan cepat, paramyxovirus tampaknya tidak bermutasi saat menyebar, namun mereka 'sangat pandai menular antar manusia'.
"Bayangkan saja jika muncul paramyxovirus yang menular seperti campak dan sama mematikannya dengan Nipah," ungkap asisten profesor di Universitas Toronto Michael Norris, dalam sebuah pernyataan dikutip dari Daily Mail UK, Selasa (7/11/2023).
Meskipun para ilmuwan telah mengetahui tentang paramyxovirus selama lebih dari satu abad, mereka belum memahami bagaimana virus berpindah ke spesies baru dan bermutasi hingga akhirnya bisa k menginfeksi manusia. Sebagai contoh, penyakit gondongan yang selama ini diyakini hanya menginfeksi manusia dan primata tertentu, namun kasusnya ditemukan pada kelelawar.
Ada juga misteri tentang bagaimana paramyxovirus dapat menyebabkan infeksi kecil pada satu inang namun membunuh inang lainnya. Ahli virologi di Universitas Pittsburgh, Paul Duprex, menyebut virus rubula, salah satu subfamili paramyxovirus yang mencakup penyakit gondongan kini menjadi perhatian. Manusia, kera, babi, dan anjing merupakan inang alami dan mudah tertular dalam jarak dekat.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ilmuwan Soroti Kemungkinan Virus Next Pandemi, Disebut Lebih Mematikan"