Ilustrasi penyakit jantung koroner. (Foto: Getty Images/iStockphoto/spukkato) |
Penyakit jantung koroner (PJK), atau yang dalam bahasa Inggris disebut coronary heart disease, adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya penyumbatan pada pembuluh darah arteri jantung. Penyumbatan ini dapat dipicu oleh penumpukan lemak yang membuat pembuluh darah arteri menyempit, sehingga menghalangi aliran darah ke jantung.
Penyakit jantung koroner merupakan kondisi yang dapat mengancam nyawa. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit jantung koroner menyebabkan sekitar 9 juta kematian setiap tahunnya. Bahkan di 2019, penyakit jantung koroner menjadi penyumbang kematian tertinggi di dunia.
Penyakit ini pun kerap tidak menimbulkan gejala yang berarti di awal. Namun seiring berjalannya waktu, penumpukan lemak di pembuluh darah bisa semakin bertambah dan memicu komplikasi serius seperti serangan jantung.
Gejala Penyakit Jantung Koroner
Meski penyakit jantung koroner sering tidak bergejala, ada beberapa indikator yang bisa menjadi acuan untuk segera memeriksakan diri. Gejala penyakit jantung koroner tersebut antara lain:
1. Nyeri Dada atau Angina
Salah satu gejala penyakit jantung koroner yang paling umum adalah nyeri dada atau dikenal angina.
Angina disebabkan oleh berkurangnya suplai darah ke otot jantung. Kondisi ini biasanya ditandai dengan rasa nyeri seperti tertekan di dada, dan terkadang bisa disertai sensasi panas atau terbakar. Angina bisa dipicu oleh stres atau aktivitas berat, dan bisa berlangsung selama beberapa menit.
2. Sesak Napas
Sesak napas juga menjadi gejala umum yang dialami pengidap penyakit jantung koroner. Gejala ini bisa terjadi ketika jantung tidak mendapat aliran darah yang cukup.
Selain itu, sesak napas juga bisa terjadi saat jantung mengalami gangguan yang membuatnya tidak bisa memompa darah dan oksigen ke seluruh tubuh. Ketika kondisi ini terjadi, maka tubuh akan merespons dengan cara bernapas lebih cepat untuk menangkap oksigen dari udara. Hal inilah yang membuat pengidap penyakit jantung koroner sering mengalami napas tersengal.
3. Keringat Dingin
Keringat berlebih yang sering muncul, terutama di malam hari, bisa menjadi salah satu gejala penyakit jantung koroner. Ketika pembuluh darah arteri mengalami penyumbatan, maka jantung akan bekerja lebih keras untuk bisa memompa darah ke seluruh tubuh.
Untuk mengurangi beban kerja jantung tersebut, maka tubuh akan merespons dengan cara mengeluarkan keringat. Bahkan, keringat juga bisa keluar ketika orang tersebut tidak merasa gerah atau berada di ruang yang sejuk.
4. Sakit di Sekujur Tubuh
Penyaki jantung koroner tidak hanya menimbulkan nyeri di dada saja. Pasalnya, rasa sakit tersebut bisa menyebar ke bagian tubuh di luar dada, seperti bahu, lengan, punggung, rahang, atau perut. Terlebih jika rasa sakit muncul di titik-titik tersebut saat berolahraga dan menghilang ketika tubuh beristirahat, maka ha itu bisa menjadi pertanda penyakit jantung koroner.
5. Kehilangan Kesadaran
Sering merasa hendak pingsan juga bisa menjadi salah satu gejala penyakit jantung koroner. Penurunan kesadaran ini dapat dipicu oleh ketika jantung tidak bisa memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh, termasuk ke otak. Adapun pingsan akibat penyakit jantung ditandai dengan penurunan kesadaran yang terjadi dengan cepat, serta pemulihan yang spontan.
6. Mual dan Muntah
Pengidap penyakit jantung koroner juga cenderung sering mengalami mual dan muntah. Ini bisa terjadi ketika jantung tidak mendapat suplai darah yang cukup.
Berkurangnya suplai darah dapat membuat jantung tidak bisa memompa secara efisien. Akibatnya, aliran darah yang harusnya dialirkan ke seluruh tubuh, termasuk sistem pencernaan, dialihkan untuk memenuhi kebutuhan organ lain yang lebih penting seperti otak. Berkurangnya aliran darah ke sistem pencernaan ini bisa menyebabkan rasa kembung, mual, hingga muntah.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "6 Gejala Penyakit Jantung Koroner, Bisa Muncul di Malam Hari"