istimewa |
Kanker paru merupakan salah satu penyakit mematikan yang harus diwaspadai. Berdasarkan data Globocan 2020, jumlah kasus kanker paru di Indonesia menempati posisi ketiga sebagai jenis kanker terbanyak dengan jumlah 34.783 kasus (8,8 persen) di bawah kanker payudara dan kanker serviks.
Kanker paru-paru terjadi di sel-sel dinding saluran udara organ paru yang terbentuk secara tidak terkendali. Orang-orang yang merokok menjadi kelompok paling berisiko untuk mengalami kanker paru.
Tidak hanya pada perokok aktif, rupanya risiko kanker paru juga mengintai orang-orang yang 'cuma' terpapar asap rokok atau perokok pasif. Perokok pasif dibagi menjadi dua kelompok yaitu secondhand smoke (SHS) dan third hand smoke (THS).
"Secondhand smoke itu yang terkena paparannya langsung. Kalau yang third hand smoke itu misalnya dia terkena paparan dari sisa-sisa yang ada di meja, di gorden, sudah nggak ada yang merokok tapi ada baunya asap rokok itu juga memiliki risiko ya," ucap spesialis paru dr Sita Laksmi Andarini, PhD, SpP(K) dalam konferensi pers, Senin (4/12/2023).
dr Sita meminta masyarakat bisa lebih berhati-hati akan dampak asap rokok yang membahayakan. Ia menjelaskan seorang perokok aktif memiliki risiko kanker paru 13 kali lebih besar daripada orang yang tidak merokok sama sekali.
"Pada perokok pasif, itu risiko kanker paru masih ada ya sekitar 4 kali lipat bila dibandingkan dengan yang tidak merokok sama sekali," jelasnya.
Berkaitan dengan risiko kanker paru pada perokok pasif, dr Sita menuturkan perlu kerjasama berbagai pihak untuk mengatasi persoalan ini. Mulai dari peraturan terkait ruang bebas asap rokok hingga kesadaran masyarakat agar tidak sembarangan merokok.
"Perlu pencegahan primer ya yang pertama aturan dari pemerintah yang memberikan ruangan bebas asap rokok. Contohnya misalnya di kafe tidak boleh merokok, atau diperbolehkan merokok tapi di tempat khusus," ujar dr Sita.
"Yang kedua ya kita harus berusaha semaksimal mungkin menghindari pajanan udara tersebut. Mulai dari asap rokok atau mungkin polusi udara juga dihindari sebisa mungkin. Selain itu yang paling penting untuk perokok ya sebisa mungkin harus berhenti," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Nasib Perokok Pasif, 'Cuma' Hirup Asapnya Berisiko Kena Kanker Paru 4 Kali Lipat"