Hagia Sophia

05 December 2023

Selain Singapura, Kasus COVID-19 Melonjak 57,3 Persen di Malaysia

Potret warga Malaysia. (Foto: AP Photo)

Tidak hanya Singapura, Malaysia juga melaporkan peningkatan signifikan kasus COVID-19, mencapai 57,3 persen. Namun, angkanya masih jauh lebih rendah ketimbang laporan di Negeri Singa, yakni dalam periode 19 hingga 25 November tercatat sebanyak 3.626 kasus, meningkat dari periode 12 hingga 18 November yakni 2.305 pasien.

"Kasus mingguan yang terdeteksi telah melampaui 1.000 setiap minggunya sejak pekan lalu, dengan tingkat peningkatan antara 7,1 persen hingga 57,3 persen," tutur Direktur Jenderal Kesehatan Datuk Dr Muhammad Radzi Abu Hassan, dikutip dari media lokal Malaysia, The Star, Senin (4/12/2023).

"Telah dilaporkan delapan klaster aktif COVID-19 dengan total 121 kasus," sambungnya.

Sebagian besar kasus ditemukan menyerang usia 20 hingga 40 tahun. Kabar baiknya, 98 persen dari total keseluruhan pasien COVID-19, hanya mengeluhkan gejala ringan.

"Jumlah kumulatif klaster yang dilaporkan hingga kini 7.248 klaster. Mayoritas adalah klaster yang melibatkan sektor pendidikan," kata Dr Muhammad Radzi dalam keterangannya kemarin.

Ia menambahkan, tingkat perawatan pasien COVID-19 ke fasilitas kesehatan meningkat menjadi 2,9 persen per 100.000 penduduk pada Juli, dibandingkan 2 persen pada Juni.

"Angka ini sudah termasuk kasus suspek dan infeksi terkonfirmasi," katanya.

Pemerintah Malaysia mendeteksi empat varian Omicron baru.

"Ini semua terdiri dari varian of concern (VOC)," kata Dr Muhammad Radzi.

"Kasus kumulatif yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 yang dikategorikan VOC dan varian of interest (VOI) sebanyak 28.102 kasus."

Organisasi Kesehatan Dunia telah melaporkan peningkatan varian Omicron baru, dengan BA.2.86 pertama kali dilaporkan pada 24 Juli.

"Namun, tidak ada perubahan klinis dan tingkat keparahan yang diakibatkannya," tutur Radzi.

Varian yang mendominasi kasus di Malaysia saat ini adalah BA.2.86.

"Kasus-kasus tersebut terdeteksi melalui skrining gejala dan tidak memiliki riwayat pergi ke luar negeri dalam waktu 14 hari setelah gejala muncul."

"Mereka telah dirawat sebagai pasien rawat jalan dan kondisinya stabil. Meski terjadi peningkatan kasus COVID-19, situasi terkendali. Kementerian akan terus memantau situasi dan variannya," sorotnya.

Petugas kesehatan di fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta diimbau untuk waspada dengan meningkatnya jumlah kasus, terutama pada pasien dengan gejala pernapasan akut dan kelompok risiko tinggi. Ia mengingatkan masyarakat Malaysia untuk melakukan tindakan pencegahan, termasuk menjaga kebersihan diri.




























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bukan Cuma Singapura, Kasus COVID-19 di Malaysia Naik 57,3 Persen!"