Ilustrasi Korea Selatan diterpa penurunan angka kelahiran imbas banyak warganya tidak mau memiliki anak. (Foto: Simon Shin/SOPA Images/LightRocket via Getty Images) |
Angka kelahiran bayi di Korea Selatan anjlok gegara banyak warga memilih untuk tidak menikah dan memiliki anak. Akibat rendahnya angka kelahiran, jumlah siswa baru di kelas satu Sekolah Dasar tercatat mencetak rekor terendah tahun ini.
Dikutip dari The Korea Herald, Kementerian Pendidikan dan Kementerian Administrasi dan Keamanan Publik mencatat, ada 413.056 anak yang memenuhi syarat untuk mendaftar ke SD secara nasional pada Desember lalu. Namun, hanya sekitar 90 persen anak yang memenuhi syarat yang diharapkan untuk mendaftar ke SD pada Maret mendatang, tidak termasuk anak-anak yang menunda sekolah karena masalah kesehatan, pindah keluar negeri, atau alasan lainnya.
Karena kondisi itu, pemerintah memperkirakan jumlah sebenarnya siswa kelas satu baru tahun ini berkisar antara 300.000 orang.
Di Seoul, sejumlah SD negeri mengadakan orientasi bagi calon siswa kelas satu baru. Tercatat, jumlah anak yang memenuhi syarat untuk bersekolah turun 10,3 persen menjadi 59.492 di sekolah dasar negeri dan swasta.
Setelah sempat mencapai 78.118 anak pada 2019, jumlah anak yang terdaftar di sekolah dasar di ibu kota terus menurun, mencapai angka 60.000 untuk pertama kalinya pada tahun lalu sebesar 66.324. Tahun ini jumlahnya turun lagi, mencapai kisaran 50.000 tahun ini.
Separah Apa Kondisi di Korea?
Diketahui, angka kelahiran di Korea Selatan mencapai angka terendah yakni 0.78 pada 2022. Sejumlah pihak menyoroti, jika kondisi tersebut tak segera ditindaklanjuti dengan langkah tepat, ada kemungkinan tingkat pertumbuhan Korea terus menurun hingga di bawah nol pada 2050.
Institut Penelitian Ekonomi Bank of Korea bahkan memprediksi, jika kondisi anjloknya angka kelahiran ini terus berlangsung, total populasi akan turun mencapai di bawah 40 juta jiwa pada 2070.
"Dengan kecepatan penurunan jumlah siswa ini, akan ada lebih banyak sekolah berukuran kecil, sehingga penggabungan dan penutupan sekolah tidak dapat dihindari. Hal ini akan menyebabkan masalah besar terhadap hak pendidikan di kalangan siswa di dalam dan di luar Seoul," sebuah kata pejabat pendidikan, sembari menegaskan diperlukannya tindakan segera untuk mengatasi masalah kependudukan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Angka Kelahiran Jeblok, Jumlah Murid Baru SD di Korsel Cetak Rekor Terendah"