Foto: iStock |
Bukan hanya daging ayam, masyarakat Indonesia juga kerap mengolah ceker ayam jadi makanan. Biasanya ceker dibuat menjadi camilan seperti ceker crispy dan seblak ceker hingga tambahan sayur sop maupun mie ayam.
Makanan yang diolah dari ceker ayam bisa dibilang cukup populer dan menjadi favorit banyak orang. Sejumlah warung jajanan, tempat makan, sampai franchise juga sudah banyak yang menawarkan menu ceker ayam ini.
Tak mengherankan jika banyak orang menyukai masakan dari ceker ayam, karena rasa gurih dan tekstur kenyal yang menjadikannya makin lezat.
Namun, ada anggapan kalau ceker ayam mengandung kolesterol tinggi yang bisa memicu terkena penyakit serius. Jadi, benarkah demikian?
Apakah Benar Ceker Ayam Mengandung Kolesterol Tinggi?
Pada dasarnya, tubuh memproduksi kolesterol secara alami dengan bantuan organ hati. Senyawa berupa lemak ini dibutuhkan tubuh untuk menjalankan sejumlah fungsinya, antara lain menghasilkan hormon dan jaringan tertentu, serta melancarkan proses pencernaan.
Namun, kadar kolesterol yang terlalu tinggi dapat menyebabkan risiko kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, stroke, hingga serangan jantung.
Manusia juga bisa mendapatkan kolesterol melalui makanan yang dikonsumsinya. Karena tumbuhan tidak mampu menghasilkan zat ini, maka kolesterol dapat ditemukan di makanan produk hewani. Salah satunya ceker ayam.
Ahli Gizi Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Tri Kurniawati menjelaskan bahwa ceker ayam mengandung kolesterol. Terdapat 84 mg kolesterol dalam 100 gram ceker yang setara dengan 20 persen dari kebutuhan harian orang dewasa.
"Jadi bila konsumsi ceker ayam dalam jumlah banyak atau sering akan menyebabkan peningkatan kolesterol yang bila terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan badan mudah lelah bahkan pada akhirnya dapat menyebabkan gagal jantung atau stroke," ucap Tri seperti yang dikutip dari laman UM Surabaya.
Di sisi lain, Tri menyebutkan kalau ceker ayam mengandung kadar air sebanyak 65,08 persen, lemak sebesar 3,90 persen, protein 20,10 persen, dan kadar abu sebanyak 8,16 persen.
Ceker ayam juga menyimpan 19 asam amino, antara lain asam aspartat, glutamin, hidroksiprolin, serin, glisin, histidin, arginin, treonin, alanine, prolin, tirosin, valin, metionin, sistin, ileusin, fenilalanin, triptofan, dan lisin.
Selain itu, ceker ayam disebutkan mengandung pula lemak tak jenuh sebesar 5,5 gram per 100 gram atau 60 persen dari kebutuhan orang dewasa.
"Komponen terbesar penyusun ceker ayam adalah kolagen yaitu sebesar 5,64 - 31,39 persen atau sebesar 28,73 - 36,83 persen dari total protein," kata Tri.
Dengan sejumlah kandungan yang dimiliki, ceker ayam akan memberikan sejumlah manfaat bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Tidak terlalu sering dan tidak dalam jumlah yang banyak.
"Dikatakan sering apabila konsumsi lebih dari tiga kali dalam satu minggu dan dalam jumlah yang lebih dari satu porsi dan secara terus menerus," tutur Tri.
Manfaat Ceker Ayam untuk Kesehatan
Ceker ayam dikatakan memiliki manfaat bagi kesehatan apabila dikonsumsi dengan wajar. Lantas, apa manfaat dari memakan ceker ayam?
Potensi manfaat kesehatan dari ceker ayam sebagian besar berkaitan dengan kandungan kolagennya yang tinggi, dikutip dari Healthline. Berikut manfaat ceker ayam untuk kesehatan:
1. Meningkatkan Kesehatan Kulit
Kolagen dalam ceker ayam dapat menaikkan kadar asam hialuronat, molekul penahan air yang dipercaya membantu mencegah penuaan kulit. Khasiatnya dibuktikan lewat penelitian dan studi yang menunjukkan asupan kolagen bisa meningkatkan hidrasi, elastisitas, dan kepadatan kulit.
Studi selama 6 bulan pada 105 wanita dengan selulit sedang menemukan bahwa konsumsi kolagen secara teratur secara signifikan mengurangi selulit dan kulit bergelombang.
Dalam tinjauan lain terhadap 11 penelitian pada 805 orang, asupan kolagen menunjukkan hasil jangka pendek dan jangka panjang yang menjanjikan dalam penyembuhan luka dan penuaan kulit.
2. Mengurangi Nyeri Sendi
Kolagen yang dimiliki ceker ayam bisa juga bantu meredakan nyeri. Sebuah penelitian selama 3 bulan pada 191 orang dengan osteoartritis lutut menyimpulkan bahwa dosis harian kolagen yang berasal dari tulang rawan ayam secara signifikan mengurangi nyeri, kekakuan, dan disfungsi fisik.
Selain itu, suatu studi selama 12 minggu terhadap 139 atlet dengan nyeri lutut menemukan hasil yang mirip. Mereka yang mengkonsumsi 5 gram kolagen setiap hari mengalami peningkatan signifikan dalam intensitas nyeri selama beraktivitas dan berkurangnya kebutuhan akan perawatan tambahan.
3. Mencegah Pengeroposan Tulang
Asupan kolagen disebutkan dapat meningkatkan pembentukan dan kepadatan tulang pada wanita pascamenopause. Peneliti percaya bisa memberikan efek ini karena merupakan penyusun utama massa tulang.
Sebuah penelitian selama setahun kepada 102 wanita menemukan bahwa mengkonsumsi 5 gram peptida kolagen (bentuk kolagen terdegradasi) per hari bisa meningkatkan kepadatan dan sintesis mineral tulang sekaligus mengurangi degradasi tulang.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Benarkah Ceker Ayam Mengandung Kolesterol Tinggi? Ini Kata Ahli"