Hagia Sophia

05 January 2024

Saran Dokter Jantung Bila Ingin Makan Mi Instan

Ilustrasi mi instan (Foto: Getty Images/iStockphoto/Kadek Bonit Permadi)

Video viral seorang pria berusia 20 tahun yang mengalami serangan jantung baru-baru ini disorot publik. Pria tersebut mengaku mengalami kondisi tersebut lantaran keseringan makan mi instan hingga bakso. Tak sedikit masyarakat yang melihat video tersebut khawatir dan bertanya-tanya apakah benar mi instan menjadi penyebab utama serangan jantung?

Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Vito A Damay, SpJP(K), MKes, AIFO-K, FIHA, FICA, FAsCC, mengatakan, mengonsumsi mi instan sebenarnya bukan penyebab utama serangan jantung. Adapun penyebab utama serangan jantung yakni kebiasaan buruk, seperti merokok dan beberapa kondisi tertentu, seperti diabetes, obesitas, hingga autoimun.

Menurut dr Vito, bisa saja pria tersebut memiliki kondisi tertentu yang tidak terdeteksi atau kebiasaan buruk yang menjadi faktor risiko, sehingga memicu serangan jantung. Karena itu, tak bisa serta-merta menyebut mi instan menjadi penyebab utama dan tentunya diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Pada kasus laki laki usia dua puluh tahun itu gara gara makan mi instan sebagai penyebab utama tentu kita belum bisa komentar," imbuhnya saat dihubungi detikcom, Kamis (4/1/2024).

"Kita harus hati hati berstatement bahwa ini karena selalu makan mi instan," sambungnya lagi.

Di sisi lain, bukan berarti keseringan makan mi instan tidak berdampak pada kesehatan. Menurut dr Vito, keseringan mengonsumsi mi instan bisa meningkatkan risiko seseorang terkena hipertensi, kolesterol tinggi, bahkan diabetes.

Sebagai spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Vito menyarankan untuk sebisa mungkin tetap menghindari mi instan atau mengonsumsi secukupnya alias tidak berlebihan. Dirinya juga membeberkan sejumlah tips mengonsumsi mi instan agar tidak berlebihan. Seperti apa? Simak berikut ini.

Tips Makan Mi Instan

dr Vito mengatakan, mengonsumsi satu porsi mi instan sebaiknya dibagi-bagi alias tidak dikonsumsi semuanya sendiri. Bisa juga menambahkan sayuran atau protein untuk memberikan efek kenyang agar tidak mengonsumsi mi secara berlebihan.

"Mi nya sendiri sebenarnya ada manfaat karbohidrat apabila dimakan dalam jumlah cukup saja tidak berlebihan. Tapi tentu saya lebih menganjurkan makan karbohidrat alami seperti beras dan umbi umbian," imbuhnya.

"Namun dalam kondisi gempa atau darurat atau kadang karena situasi tertentu untuk makan tidak semua orang ada pilihan yang banyak terpaksa mi instan," sambungnya.

Bagaimana dengan penggunaan bumbunya? dr Vito menganjurkan sebaiknya hanya menuangkan sekitar sepertiga atau seperempat bumbu dari jumlah total keseluruhan. Apabila ingin menambahkan citra rasa, sebaiknya menambahkan cabai atau bumbu rempah dapur lainnya sebagai penyedap rasa.

"Tambahkan sayuran atau protein bila bisa untuk mengenyangkan agar tidak makan mi nya berlebihan, Itu lebih aman," ucapnya lagi.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Boleh-boleh Saja Makan Mi Instan, Tapi Catat Pesan Dokter Jantung Ini"