Ilustrasi kosmetik dengan kandungan berbahaya. (Foto: Getty Images/iStockphoto/misuma) |
Seorang wanita di India mengalami kondisi yang mengerikan setelah menggunakan krim pencerah kulit. Kulit wanita 55 tahun itu rusak hingga berubah menjadi biru kecoklatan.
Diketahui, ia mengalami masalah kulit okronosis eksogen yang sudah dialaminya selama setahun, sebelum dirawat di rumah sakit di Vadodara, India.
Wanita tersebut telah menggunakan krim pencerah kulit yang mengandung bahan pemutih kulit hydroquinone atau hidrokuinon. Awalnya, itu digunakan untuk mengatasi bercak hiperpigmentasi atau melasma di pipinya.
Namun, kini kulit wajahnya berubah warna menjadi biru kecoklatan. Kasus ini dipublikasikan dalam New Journal of Medicine.
"Dia mulai mengoleskan krim pencerah kulit yang mengandung hidrokuinon ke wajahnya setiap hari untuk mengobati melasma," tulis penulis Nikita Patel dan Hiral Shah, dari Government Medical College Baroda, India, dalam studi kasus tersebut.
"Pada pemeriksaan fisik, bercak coklat kebiruan dengan latar belakang eritema (kulit memerah) dan telangiektasis (pelebaran pembuluh darah) diamati di pipi, jembatan hidung, dan daerah perioral (di sekitar mulut), dengan keterlibatan lebih sedikit di dahi," jelasnya yang dikutip dari Newsweek, Rabu (24/1/2024).
Okronosis eksogen adalah jenis dermatitis yang disebabkan penggunaan hidrokuinon atau fenol pada kulit. Jika kulit mengalami kondisi ini dan dilihat dengan mikroskop, warnanya tampak oker kekuningan.
Tetapi, jika dilihat dengan mata secara langsung, warna kulitnya tampak biru kecoklatan karena faktor cahaya.
"Okronosis adalah kelainan hiperpigmentasi yang diakibatkan oleh akumulasi endapan berwarna oker di jaringan. Hal ini dianggap... eksogen jika dikaitkan dengan penggunaan bahan pencerah kulit," tulis para penulis dalam makalah tersebut.
Kondisi wajah wanita di India usai pakai krim abal-abal yang mengandung hidrokuinon Foto: The New England Journal of Medicine |
Namun, dua bulan setelah dirawat di rumah sakit, wanita itu hanya melihat sedikit perubahan pada tingkat pigmentasi kulitnya.
"Pada 2 bulan masa tindak lanjut, hiperpigmentasi pasien hanya berkurang sedikit," ungkap para penulis.
Hydroquinone atau hidrokuinon sendiri telah dilarang digunakan dalam krim kosmetik di Uni Eropa sejak tahun 2000 karena potensi efek sampingnya. Ini juga hampir dilarang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada 2006.
Penggunaan hidrokuinon dalam waktu lama meningkatkan risiko terjadinya okronosis eksogen, terutama jika digunakan pada area tubuh yang terpapar sinar matahari. Ini bisa sangat sulit untuk dihilangkan, karena sebagian besar perawatan bersifat preventif.
Beberapa penelitian menemukan bahwa laser Q-switched alexandrite (755 nm) dapat digunakan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Muka Wanita Ini Rusak Parah usai Pakai Krim Abal-abal Mengandung Hidrokuinon"