Ilustrasi kasus DBD. (Foto: thinkstock) |
Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Singapura meningkat dalam tujuh pekan terakhir. Badan Lingkungan Hidup Nasional Singapura (NEA) pada Selasa (23/1/2024) mencatat ada 410 kasus yang dilaporkan terkait DBD, naik 15 kasus dibandingkan sepekan sebelumnya.
Pemerintah menyebut total kasus sudah melampaui puncak DBD di tahu lalu yakni 342 orang. Sementara tujuh pekan lalu 'hanya' 143 kasus.
NEA mendesak warga yang tinggal di daerah tinggi kasus DBD, mengambil tindakan segera demi menekan populasi nyamuk aedes aegypti, serta membantu memutus penularan penyakit, dan bekerja sama dengan petugas NEA selama pemeriksaan.
Terdapat 83 klaster aktif pada hari Senin, 19 di antaranya memiliki 10 kasus atau lebih.
Badan tersebut mengidentifikasi tingkat penularan demam berdarah yang cepat di klaster di Boon Lay Place, Jalan Pasir Ris 71, Jalan Pasir Ris 52/53, Jalan Bukit Batok 21, Jalan Ang Mo Kio 1 dan Pasir Ris Drive 10.
"Terdapat juga penularan demam berdarah yang terus-menerus di klaster Jalan Chegar di Upper Thomson," tambah NEA.
NEA menyarankan masyarakat untuk menggunakan obat nyamuk, mengenakan atasan lengan panjang dan celana panjang, serta menyemprotkan insektisida di sudut-sudut gelap rumah.
"Ada empat serotipe virus dengue yang beredar di Singapura. Saat ini virus dengue serotipe 2 (DENV-2) mendominasi sejak September 2023, dengan dominasi periodik DENV-1 dan DENV-3 pada tahun 2023," kata NEA.
"Kekebalan masyarakat terhadap keempat serotipe virus dengue masih rendah."
Jumlah kasus DBD mingguan tertinggi tercatat pada 2020, yang mencapai 1.787 kasus.
Kematian DBD Sepanjang 2023
Kebangkitan kasus demam berdarah dalam beberapa pekan terakhir terjadi setelah kuartal terakhir 2023 dilaporkan penurunan kasus dibandingkan kuartal sebelumnya.
Sebanyak 2.546 kasus DBD dilaporkan dari bulan Oktober sampai Desember, penurunan sebesar 16,6 persen dari bulan Juli sampai September.
Terdapat total enam kematian akibat infeksi DBD lokal pada 2023, dengan tiga kematian terjadi pada kuartal terakhir.
Menurut NEA, terdapat 19 kematian akibat infeksi demam berdarah di Singapura pada 2022.
NEA mengatakan pihaknya mengidentifikasi 308 klaster dari Oktober hingga Desember, 269 di antaranya ditutup pada periode yang sama. Jumlah klaster yang teridentifikasi meningkat sekitar enam persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Selain itu, 5.200 habitat perkembangbiakan nyamuk terdeteksi pada periode yang sama, meningkat 15 persen dari kuartal sebelumnya.
NEA mengatakan lima habitat perkembangbiakan teratas di rumah pada kuartal terakhir tahun 2023 adalah wadah domestik (ember), piring dan nampan pot bunga, wadah hias (vas), kanvas atau lembaran plastik, dan tempat sampah yang ditempatkan di luar rumah tapak.
Lima habitat nyamuk teratas di area publik adalah saluran parameter tertutup, wadah bekas, perangkap selokan, wadah domestik seperti ember, dan genangan air dari cekungan tanah.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Singapura 'Darurat' Kasus DBD, Kasusnya Naik 7 Pekan Berturut-turut"