Foto: Getty Images/iStockphoto/ktsimage |
Ramai virus 'zombie' muncul di Arktik, Siberia. Tidak seperti yang dibayangkan, istilah ini sebetulnya merujuk pada virus yang 'terkubur' selama lebih dari puluhan ribu tahun.
Virus-virus kuno itu bersembunyi di lapisan es kutub utara bumi. Para ilmuwan khawatir suatu saat ribuan virus yang terkubur 'lepas' imbas perubahan iklim.
"Ini bisa memicu wabah penyakit besar," kata para ahli, dikutip dari The Guardian, Rabu (24/1/2024).
Kekhawatiran baru munculnya virus zombie dikaitkan dengan laporan mikroba Metuselah yang kini tengah diisolasi para peneliti. Mereka menyebut, temuan semacam ini bisa menjadi ancaman pandemi baru, dari virus yang sudah ada di masa lampau.
Para ilmuwan kini merencanakan jaringan pemantauan Arktik yang akan menunjukkan dengan tepat kasus-kasus awal penyakit akibat mikroorganisme purba.
Selain itu, negara ini juga akan menyediakan karantina dan perawatan medis bagi orang yang terinfeksi demi mencegah risiko wabah dan mencegah orang yang terinfeksi meninggalkan wilayah tersebut.
"Saat ini, analisis ancaman pandemi fokus pada penyakit yang mungkin muncul di wilayah selatan dan kemudian menyebar ke utara," kata ahli genetika Jean-Michel Claverie dari Universitas Aix-Marseille.
"Sebaliknya, hanya sedikit perhatian yang diberikan terhadap wabah yang mungkin muncul di ujung utara dan kemudian menyebar ke selatan. Saya yakin itu adalah sebuah kekhilafan. Ada virus di luar sana yang berpotensi menginfeksi manusia dan memicu wabah penyakit baru."
Ahli virologi Marion Koopmans dari Erasmus Medical Center di Rotterdam mengaku tidak mengetahui persisnya apa saja jenis virus apa yang ada di lapisan es.
"Tapi saya pikir ada risiko nyata bahwa mungkin ada virus yang mampu memicu wabah penyakit, misalnya polio yang sudah ada sejak dahulu kala. Kita harus berasumsi bahwa hal seperti ini bisa terjadi."
Pada 2014, Claverie memimpin tim ilmuwan yang mengisolasi virus hidup di Siberia. Temuannya menunjukkan virus tersebut masih dapat menginfeksi organisme bersel tunggal, meskipun mereka telah terkubur di lapisan es selama ribuan tahun.
Penelitian lebih lanjut yang diterbitkan tahun lalu mengungkapkan keberadaan beberapa jenis virus berbeda dari tujuh lokasi di Siberia. Hasilnya menunjukkan virus dapat menginfeksi sel yang dikultur. Satu sampel virus berumur 48.500 tahun.
"Virus yang kami isolasi hanya mampu menginfeksi amuba dan tidak menimbulkan risiko bagi manusia," kata Claverie.
"Namun, hal ini tidak berarti bahwa virus lain yang saat ini membeku di lapisan es, tidak dapat memicu penyakit pada manusia. Kami telah mengidentifikasi jejak genom poxvirus dan virus herpes, yang merupakan patogen manusia yang terkenal," wanti-wantinya.
Permafrost menutupi seperlima belahan bumi utara dan terdiri dari tanah yang suhunya di bawah nol untuk waktu yang lama. Beberapa lapisan tetap membeku selama ratusan ribu tahun, demikian temuan para ilmuwan.
"Hal penting tentang lapisan es adalah suhunya yang dingin, gelap dan kekurangan oksigen, sangat cocok untuk mengawetkan bahan biologis," kata Claverie kepada Observer pekan lalu.
"Anda bisa memasukkan yoghurt ke dalam lapisan es dan mungkin masih bisa dimakan 50.000 tahun kemudian."
Namun lapisan es di dunia sedang berubah. Lapisan atas cadangan utama bumi, di Kanada, Siberia, dan Alaska, mencair karena perubahan iklim memberikan dampak yang tidak proporsional terhadap wilayah Arktik. Menurut ahli meteorologi, wilayah ini memanas beberapa kali lebih cepat dibandingkan laju rata-rata peningkatan pemanasan global.
Namun, menurut Claverie, bukan pencairan lapisan es secara langsung yang menimbulkan risiko paling mendesak.
"Bahayanya datang dari dampak pemanasan global lainnya, hilangnya es laut di Arktik. Hal ini memungkinkan peningkatan pelayaran, lalu lintas, dan pengembangan industri di Siberia. Operasi penambangan besar-besaran sedang direncanakan, dan akan membuat lubang-lubang besar di lapisan es yang dalam untuk mengekstraksi minyak dan bijih."
"Operasi tersebut akan melepaskan sejumlah besar patogen yang masih berkembang di sana. Penambang akan masuk dan menghirup virus. Dampaknya bisa sangat buruk," khawatirnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Apa Itu Virus 'Zombie'? Muncul di Siberia, Disebut Bisa Picu Pandemi Baru"