Hagia Sophia

12 January 2023

Keresahan WHO Terkait Kasus COVID-19 di China Jelang Imlek

Foto: Getty Images

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terus menerus menyampaikan kekhawatirannya mengenai data kasus COVID-19 China yang tidak transparan. Walhasil, mereka mengaku kesulitan dalam mengelola risiko lonjakan COVID-19 di China selama liburan Tahun Baru Imlek.

Kekurangan data juga menjadi masalah dalam bekerja sama dengan China tentang cara mengurangi risiko perjalanan menjelang libur nasional Tahun Baru Imlek, yang secara resmi berlangsung mulai 21 Januari. Liburan itu dikenal sebelum pandemi sebagai migrasi tahunan terbesar di dunia.

Pemerintah Xi Jinping belum lama ini menghapus kebijakan karantina untuk pelancong. Tetapi kekhawatiran tentang skala dan dampak wabah mendorong lebih dari selusin negara menuntut hasil tes COVID negatif dari orang-orang yang datang dari China.

WHO juga mengatakan China masih sangat terbatas dalam melaporkan kematian akibat COVID-19, meskipun sekarang sudah memberikan lebih banyak informasi.

"Ada beberapa kesenjangan informasi yang sangat penting yang sedang kami kerjakan dengan China untuk diisi," kata pemimpin teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove.

Otoritas kesehatan China hanya melaporkan lima atau lebih sedikit kematian dalam sehari selama sebulan terakhir, angka yang tidak sesuai dengan antrian panjang yang terlihat di rumah duka. Mereka tidak melaporkan data kematian akibat COVID pada Selasa lalu.

Meskipun pakar kesehatan internasional telah memperkirakan setidaknya 1 juta kematian terkait COVID tahun ini, China hanya melaporkan lebih dari 5.000 sejak pandemi dimulai.






















Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Tertutup soal Data COVID, WHO Dibikin Puyeng China Jelang Tahun Baru Imlek"