Situasi COVID-19 di Amerika Serikat (Foto: AP Photo) |
COVID-19 varian Omicron sampai saat ini masih terus bermutasi. Subvarian Omicron XBB yang sebelumnya sempat membuat lonjakan kasus baik di Singapura dan Indonesia, kini berkembang menjadi subvarian Omicron XBB.1.5.
Adapun subvarian ini muncul di Amerika Serikat (AS), bahkan dengan cepat menyebar dan menyebabkan peningkatan kasus dua kali lipat.
Dikutip dari CNBC, subvarian baru ini dengan cepat menjadi dominan di AS lantaran bisa menembus antibodi yang sudah terbentuk sebelumnya. Bahkan, XBB.1.5 ini mewakili sekitar 41 persen kasus baru secara nasional di Amerika Serikat.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), prevalensinya hampir dua kali lipat selama seminggu terakhir.
Para ilmuwan dan pejabat kesehatan masyarakat telah memantau dengan cermat keluarga subvarian XBB ini selama berbulan-bulan karena strain tersebut memiliki banyak mutasi yang dapat membuat vaksin COVID-19 menjadi kurang efektif.
Ahli virologi di Universitas Johns Hopkins, Andrew Pekosz, mengatakan XBB.1.5 berbeda dari anggota keluarganya karena memiliki mutasi tambahan yang membuatnya mengikat lebih baik ke sel.
"Virus perlu mengikat erat sel agar lebih efisien untuk masuk dan varian ini dapat membantu virus menjadi sedikit lebih mudah dalam menginfeksi manusia," kata Pekosz.
Sebelumnya, Omicron XBB pertama kali diidentifikasi di India pada Agustus 2022. Dengan cepat menjadi dominan di sana, juga di Singapura dan Indonesia. Sejak itu berkembang menjadi XBB.1 dan XBB.1.5.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Nggak Kelar-kelar! Muncul Lagi Omicron Baru XBB.1.5, Bikin Kasus AS Meledak"