Hagia Sophia

18 February 2023

Kemacetan Jakarta yang Parah Usai PPKM Dicabut Bisa Berdampak ke Jantung

Dokter mengungkap dampak kemacetan pada kesehatan jantung. (Foto: Pradita Utama)

Beberapa waktu terakhir tingkat kemacetan yang terjadi di DKI Jakarta menjadi sebuah perhatian masyarakat. Setelah peraturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut, banyak masyarakat yang mengeluh terjebak di kemacetan hingga berjam-jam.

Berdasarkan data TomTom Traffic Index, kemacetan di DKI Jakarta saat ini lebih parah bila dibandingkan dari sebelum pandemi COVID-19 2019. Tidak hanya itu saja, Jakarta bahkan menempati peringkat 29 kota paling lambat di dunia untuk pengendara mobil.

Tak hanya menghambat pekerjaan, tingkat kemacetan yang parah ternyata dapat mempengaruhi kesehatan jantung.

Dokter spesialis jantung dr Ayuthia Putri Sedyawan, SpJP mengungkapkan kemacetan parah dapat mempengaruhi kesehatan jantung, terlebih pada orang yang sudah memiliki riwayat penyakit jantung. Hal tersebut dipicu stres yang sering muncul ketika menghadapi kemacetan parah.

"Betul (dapat mempengaruhi kesehatan jantung). Kemacetan jalan menimbulkan stres lebih besar yang berakibat buruk untuk kesehatan jantung," ucap dr Ayuthia saat dihubungi detikcom, Jumat (17/2/2023).

Lebih lanjut, dr Ayuthia menjelaskan tak hanya dari stres, polusi dari kemacetan pun bisa mengganggu kondisi kesehatan.

"Stres memicu hormon-hormon seperti adrenalin dan katekolamin yang dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah. Sehingga angka kejadian serangan jantung lebih tinggi. Emosi berlebihan menyebabkan faktor-faktor risiko serangan jantung meningkat," jelasnya.

"Efek polusi udara yang meningkat dengan kemacetan, efek emosional, dan lain-lain dapat menyebabkan juga stres kronis yang merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung," pungkas dr Ayuthia.
























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Macet Jakarta Makin Parah usai PPKM Dicabut, Dokter Ungkap Dampaknya ke Jantung"