Hagia Sophia

26 March 2023

Manfaat dan Dosis Penggunaan Methylprednisolone

Ilustrasi obat. Foto: iStock

Methylprednisolone adalah jenis obat golongan steroid yang bisa digunakan sebagai obat beberapa jenis penyakit seperti alergi dan radang. Obat yang sudah terdaftar dalam BPOM RI ini mampu menekan kekebalan tubuh (immunosupresan).

Obat ini juga menekan produksi zat kimia tertentu yang sering menyebabkan gatal, kemerahan, pembengkakan, hingga nyeri di beberapa bagian tubuh manusia. Methylprednisolone akan meniru sistem kerja salah satu hormon alami dalam tubuh manusia, yaitu kortisol.

Lantas apa saja manfaat obat methylprednisolone ini? Simak ulasan berikut lengkap dengan dosis penggunaan hingga efek samping yang diberikan.

Manfaat Methylprednisolone

Dikutip dari laman webmd.com, methylprednisolone biasanya digunakan untuk mengobati kondisi seperti radang sendi, kelainan darah, reaksi alergi parah, dan gangguan kondisi mata. Selain itu, obat ini juga bisa menjadi alternatif obat untuk kanker dan gangguan pada organ jantung, paru-paru, ginjal, dan usus yang mengganggu sistem kekebalan tubuh manusia.

Berikut penggunaan atau manfaat methylprednisolone untuk beberapa jenis penyakit lainnya:
  • Gangguan endokrin
  • Autoimun, seperti rheumatoid arthritis atau dikenal dengan lupus
  • Penyakit kulit, speeri psoriasis
  • Alergi berat
  • Gangguan mata, seperti bengkak atau bisul/bintitan
  • Gangguan sistem pencernaan
  • Kelainan pada darah
  • Kanker
  • Infeksi, seperti trikinosis.
Dosis Penggunaan Methylprednisolone

Dirangkum dari e-paper academia.edu yang diunggah oleh AT Mahanani, dosis dan penggunaan methylprednisolone bervariasi dan tergantung pada jenis penyakit serta kondisi pasien yang bersangkutan. Berikut beberapa dosis penggunaan methylprednisolone pada beberapa kondisi:

Dosis pada Pasien Peradangan dan Imonusupresif (Oral/Tablet)

Pada pasien dewasa dengan kondisi ini bisa diberikan methylprednisolone dengan dosis 2-60 mg/hari dalam 1-4 dosis pemberian. Sedangkan pada pasien anak-anak adalah 0,5 hingga 1,7 mg/kg BB dan 1-2 dosis pemberian/hari.

Dosis pada Pasien Alergi (Oral/Tablet)
Pada pasien dewasa diberikan methylprednisolone sebanyak 24 mg hari pertama, 20 mg hari kedua, 16 mg hari ketiga, 12 mg hari keempat, 8 mg hari kelima, dan 4 mg hari keenam. Penggunaanya berkurang secara bertahap sejak hari pertama dikonsumsi.

Dosis pada Pasien Status Asthmaticus/ Asma Akut (Injeksi Intravena)
Bagi pasien dewasa dengan kondisi seperti ini akan diberikan 40 mg dan diulang berdasarkan perkembangan kondisi pasien tersebut. Sedangkan pada anak-anak akan diberikan 1-4 mg/kg BB per hari selama 3 hari.

Dosis pada Pencegahan Reaksi Penolakan Penerimaan Transplantasi Organ (Injeksi Intravena)
Pada pasien dewasa diberikan dosis methylprednisolone 0,5-1 mg setiap hari, hingga kondisi pasien stabil. Untuk anak-anak, pemberian dosis 10-20 mg/kg BB setiap hari selama 3 hari, dan maksimalnya adalah 1000 mg per hari.

Namun jika kamu memang memiliki kondisi yang mengharuskan penggunaan methylprednisolone sebagai pengobatan, sebaiknya melakukan cek kesehatan dan konsultasi pada dokter bersangkutan mengenai kondisi tubuh. Penggunaan obat ini tetap harus dalam pengawasan dokter dengan dosis yang sudah dipertimbangkan sesuai kondisi tubuh.

Efek Samping Methylprednisolone

Dikutip lewat situs firstmediapharma.co.id, berikut merupakan efek samping penggunaan methylprednisolone secara umum:
  1. Terjadinya pembengkakan pada beberapa bagian tubuh, seperti tangan dan kaki.
  2. Pusing, sakit kepala, nyeri hingga melemahnya otot tubuh.
  3. Ada rasa tidak nyaman pada perut, seperti kembung hingga mual.
  4. Pada perempuan, methylprednisolone bisa menjadi penyebab berubahnya siklus periode menstruasi.
  5. Mengganggu penyembuhan pada luka, menipisnya lapisan pasa kulit, eritema wajah, dan meningkatkan kuantitas keringat.
  6. Bagi beberapa pasien bisa menyebabkan kehilangan kalsium, sehingga tubub rentan mengalami gagal jantung kongestif dan hipertensi.
  7. Terjadinya keadaan "cushingoid", supresi pada pituitary adrenal axis, penurunan toleransi karbohidrat, timbul gejala diabetes mellitus laten, dan peningkatan kebutuhan insulin atau hipoglikemia oral.
  8. Tidak adanya respon adrenokortikoid sekunder dan pituitary, khususnya pada saat stress atau trauma, dan sakit karena operasi.
Cara Kerja Methylprednisolone

Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Molekul hormon yang memasuki membran plasma yang merupakan jaringan target secara difusi pasif, akan membentuk kompleks reseptor-steroid terhadap reseptor protein spesifik. Sehingga menstimulasi sintesis protein spesifik yang merupakan perantara efek fisiologi steroid.

Pada beberapa jaringan seperti hepar, hormon steroid akan merangsang transkripsi dan sintesis protein spesifik. Sedangkan pada jaringan lain, misalnya sel limfoid dan fibroblas, hormon ini bersifat katabolik.

Itulah beberapa penjelasan tentang penggunaan obat methylprednisolone. Meski demikian, dalam menggunakan obat ini atau obat yang lainnya, tetap harus menggunakan resep dari dokter untuk menghindari efek samping yang lebih berbahaya.

Sekecil apapun dosis yang digunakan harus memiliki dasar yang jelas atas kondisi dan keadaan pasien bersangkutan. Semoga tulisan methylprednisolone bermanfaat ya.
























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Methylprednisolone: Dosis, Manfaat, Efek, Cara Kerja Obat Immunosupresan"