Wabah narkoba 'zombie' di AS. (Foto: AP Photo/Jae C. Hong) |
Amerika Serikat (AS) tengah digemparkan dengan narkotika yang membuat penggunanya bak berubah menjadi 'zombie'. Pejabat di New York, AS telah telah mengeluarkan peringatan terkait bahayanya, termasuk menggerogoti daging pecandunya.
Obat tersebut adalah xylazine atau tranq yang sebenarnya digunakan sebagai obat penenang hewan. Xylazine bisa menyebabkan efek berbahaya apabila dicampurkan dengan jenis narkoba lain seperti heroin, kokain, dan fentanil.
"Xylazine adalah masalah besar bagi seluruh negara," kata Kepala Drug Enforcement Administration New York (DEA) Frank Tarentino, dikutip dari NY Post, Jumat (19/5/2023).
"Fentanil adalah obat paling mematikan yang pernah kita hadapi. Saat Anda menambahkan xylazine, itu menjadi lebih mematikan," sambungnya.
Selain New York, kota-kota besar lain seperti Los Angeles telah melaporkan peningkatan penggunaan xylazine. Menurut pihak berwenang, kombinasi xylazine dapat menimbulkan efek mematikan mematikan, terkadang dapat menyebabkan kulit dan otot pecandunya mulai membusuk.
Penuntut Narkotika Khusus New York (SNP) Bridget Brennan menyebut pihaknya hampir selalu menemukan xylazine yang dicampur dengan fentanil.
"Ini menjadi semakin lazim dalam overdosis fatal di New York City dan selalu ditemukan dengan fentanil," kata Brennan.
Sebagian besar pasokan obat-obatan yang disita SNP ditemukan di The Bronx dan masuk melintasi perbatasan dari Meksiko.
Tarentino menyebut harga tranq, yang digunakan secara legal untuk kuda, sapi, dan hewan lainnya jauh lebih murah daripada fentanil. Menjual xylazine memungkinkan pengedar narkoba mendapatkan keuntungan berlipat.
Selain lebih murah, mencampur xylazine dengan obat lain juga menciptakan efek high (teler) yang lebih intens dan tahan lama. Hal itu juga menempatkan pengguna narkoba pada risiko yang lebih besar.
Salah satu komponen xylazine yang paling menakutkan adalah efeknya tidak dapat dibalik menggunakan Narcan.
"Karena xylazine adalah obat penenang, nalokson pelemas otot (dikenal sebagai Narcan) tidak bekerja untuk membalikkan efeknya," kata Tarentino kepada The Post.
"Warga AS tidak tahu apa yang mereka dapatkan ketika mereka membeli obat-obatan terlarang. Persentase narkoba jalanan yang mengandung fentanil sangat tinggi, dan persentase xylazine terus meningkat," sambungnya.
Pihak berwenang telah melacak obat tersebut dalam kasus overdosis yang tidak disengaja sejak musim gugur 2020.
SNP New York melaporkan, kematian akibat overdosis xylazine meningkat sebesar 36 persen antara Januari dan Oktober 2022 dari periode waktu yang sama di tahun sebelumnya. Pada 2021, 19 persen kematian akibat overdosis terkait opioid melibatkan xylazine, menurut data dari Kantor Kepala Pemeriksa Medis kota.
Tahun lalu, hampir 1.000 pon (453,59 kg) bubuk fentanil dan campuran obat yang mengandung fentanil dan/atau heroin disita dalam kasus yang ditangani oleh SNP, pihak kepolisian (NYPD), serta lembaga lainnya.
Di tahun yang sama, ada juga 950 ribu pil palsu yang mengandung fentanil dan zat lain, seperti xylazine. Angka tersebut juga meningkat lebih dari 425 persen dari tahun 2021.
Pada tahun 2022, sekitar 23 persen bubuk fentanil dan 7 persen pil fentanil yang disita oleh DEA secara nasional mengandung xylazine. DEA juga mencatat pada tahun 2022 sebanyak hampir 15 persen pengguna mengalami kejang akibat xylazine.
Para pejabat menuturkan, sebanyak 75 persen obat-obatan sitaan yang mengandung xylazine, diperoleh di sejumlah wilayah metropolitan di New York. Daerahnya meliputi New York, New Jersey, Connecticut dan Pennsylvania.
DEA mengeluarkan peringatan keamanan publik pada Maret dengan mengatakan telah menyita campuran xylazine dan fentanil di 48 dari 50 negara bagian, kecuali South Dakota dan Wyoming.
Bulan lalu, pemerintahan Biden juga menganggap fentanil yang dicampur dengan xylazine sebagai ancaman yang muncul di AS.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Ketar-ketir AS Dilanda Wabah Narkotika Zombie, Ini Awal Mulanya"