Hagia Sophia

19 May 2023

Populasi di Indonesia Turun, Diduga Bukan Karena 'Resesi Seks'

Jumlah warga Indonesia diprediksi turun, gegara 'resesi seks'? (Foto: Grandyos Zafna)

Jumlah populasi di Indonesia disebut bakal menurun berdasarkan penilaian Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2020-2050. Laporan tersebut menunjukkan di tahun 2045, total populasi di Tanah Air jauh lebih rendah ketimbang Nigeria dan Pakistan.

Namun, posisinya akan tetap berada di lima negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Pertanda ancaman 'krisis populasi' atau program Keluarga Berencana (KB) berjalan sukses?

Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Tavip Agus Rayanto menyebut estimasi itu jelas menjadi hasil dari program KB yang digalakkan pemerintah. Banyak masyarakat yang akhirnya berencana lebih matang sebelum memutuskan menikah atau memiliki anak.

"Ini artinya kan kebijakan KB kita berhasil. Berhasil dalam arti orang yang tingkat pendidikannya tinggi, ekonominya mapan, mereka lebih merencanakan dalam punya keluarga," beber Tavip saat ditemui di kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Rabu (17/5/2023).

Tavip menyebut secara nasional angka kesuburan atau total fertility rate (TFR) di 2021 berada pada 2,24. TFR sendiri merupakan jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan seorang perempuan selama masa reproduksinya.

"Hal yang menjadi penting adalah kita juga harus bicara terkait afirmasi. Misal di DKI Jakarta itu terjadi penuaan usia perkawinan, jadi usia menikah itu semakin tua. Orang-orang karier itu suka menikah belakangan," beber dia.

Begini proyeksi penduduk dunia di tahun 2045:
  • India: 1,6 miliar penduduk
  • China: 1,3 miliar penduduk
  • Amerika Serikat: 371,72 juta penduduk
  • Nigeria: 349,60 juta penduduk
  • Pakistan: 345,83 juta penduduk
  • Indonesia: 331,01 juta penduduk
  • Brazil: 231,12 juta penduduk
  • Bangladesh: 200,71 juta penduduk
  • Ethiopia: 198,49 juta penduduk
  • D.R Congo: 191,25 juta penduduk
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo, SpOG beberapa waktu lalu meyakini Indonesia jauh dari fenomena 'resesi seks' seperti yang terjadi di Jepang. 'Resesi seks' dikaitkan dengan mereka yang mengalami penurunan gairah berhubungan seks, memiliki anak, dan menikah.

Menurut dr Hasto, mayoritas orang menikah di Indonesia bukan berada di tujuan rekreasi, tetapi pro kreasi yakni memiliki anak.

"Di Indonesia yang lahir 4,8 juta setahun. Yang menikah 2 juta setahun. Dari yang menikah itu, yang hamil di tahun pertama 20 persen. Dari 2 juta yang menikah, 1,6 juta hamil di tahun pertama. 99 persen pasangan kalau ditanya apakah mereka mau punya anak, 99 persen semua mau punya anak," jelas dr Hasto dalam kesempatan sebelumnya.

"Di beberapa negara maju ada yang security. Saya menikah karena ingin mendapatkan keamanan perlindungan. Ada yang bukan prokreasi, bukan security, ada rekreasi. Jadi ada menikah hanya untuk rekreasi. Tapi Indonesia tidak. Mayoritas mau punya anak. Bahkan kalau ada Idul Fitri, belum hamil dia khawatir," lanjut dia.




























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Resesi Seks Minggir Dulu, Populasi +62 Diprediksi Turun Justru gegara Ini"