Laboratorium di Wuhan. (Foto: AFP via Getty Images/HECTOR RETAMAL) |
Pada saat ini masih menjadi kontroversi persoalan asal muasal SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi COVID-19 melanda dunia. Belum lama ini seorang peneliti dari Institut Virologi Wuhan mengatakan bahwa China telah merekayasa virus Corona sebagai 'senjata biologis'.
Peneliti bernama Chao Shao mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya diberi empat jenis strain virus untuk dipelajari dan menentukan mana yang paling efektif untuk disebarkan.
Pada investigasi yang dilakukan sebelumnya, berbagai lembaga menunjukkan bahwa laboratorium di Wuhan telah terlibat dalam penelitian virus Corona dan pengembangan vaksin. Namun diyakini bahwa virus Corona yang digunakan dalam penelitian berbeda dengan SARS-CoV-2 dan bukan jenis virus yang menimbulkan pandemi COVID-19.
Seorang ilmuwan dan mantan kepala epidemiologi dan penyakit menular di Dewan Penelitian Medis India (ICMR) Lalit Kant mengatakan hingga saat ini bukti yang muncul dari berbagai penyelidikan tidak mendukung bahwa SARS-CoV-2 direkayasa secara genetik.
Namun Kant menekankan bahwa pengetahuan saat ini juga tidak menyangkal kemungkinan SARS-CoV-2 bisa saja berasal dari laboratorium.
Klaim Shao datang tak lama setelah badan intelijen AS menyatakan bahwa mereka 'tidak menemukan bukti' bahwa laboratorium China terlibat dalam rekayasa genetika pada virus yang terkait dengan COVID-19 atau memiliki virus semacam itu dalam persediaan mereka sebelum wabah 2019.
Kent memiliki pandangan yang beragam terkait tuduhan China menjadikan COVID-19 sebagai senjata biologis. Terlebih sebagian percaya bahwa SARS-CoV-2 tidak memiliki kriteria yang baik sebagai senjata biologis.
"SARS-CoV-2 memang menyebabkan kepanikan, dan virusnya sangat menular, tetapi tidak semua orang yang tertular infeksi itu mengalami penyakit itu," ucap Kent dikutip dari Business Today, Minggu (2/7/2023).
Secara ilmiah senjata biologis umumnya ditargetkan pada orang dewasa muda dan populasi paruh baya. Namun SARS-CoV-2 sebagian besar menyerang orang tua dan orang-orang yang memiliki kondisi kesehatan lain.
Kant mengatakan bahwa senjata biologis seharusnya stabil di lingkungan dan membutuhkan tingkat kontrol pelepasan tertentu. Selain itu, Kant juga mempertanyakan mengapa China melepaskan senjata biologis pada populasinya sendiri, terlebih SARS-CoV-2 sama sekali tak menguntungkan China.
Kant menyimpulkan bahwa virus Corona tidak mungkin direkayasa secara genetik sebagai senjata biologis.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kata Epidemiolog soal China Disebut Jadikan COVID Senjata Biologis"