Ilustrasi antraks (Foto: ilustrasi/thinkstock) |
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melaporkan penambahan kasus warga Gunungkidul yang terpapar antraks. Kini totalnya menjadi 93 kasus positif yang sebelumnya dilaporkan sebanyak 85 kasus. Dari total kasus positif, tiga di antaranya meninggal dunia.
"Meninggal tiga orang di Semanu. Di Karangmojo nggak ada yang meninggal, tapi ada yang dalam pemeriksaannya itu positif antraks di dalam tubuhnya," ujar Kepala Biro Komunikasi Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi saat ditemui detikcom di Senayan, Selasa (4/7).
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul, Dewi Irawaty mengatakan mendapat laporan dari RSUP dr Sardjito terkait adanya pasien laki-laki berusia 73 tahun yang terpapar antraks pada 2 Juni. Pasien yang berasal dari Kabupaten Gunungkidul itu lalu meninggal dunia pada 4 Juni.
Hasil investigasi dan penggalian keterangan oleh Dinkes menunjukkan pasien berusia 73 tahun itu sebelumnya sempat menyembelih dan mengonsumsi sapinya yang mati karena sakit.
Lebih lanjut, Dinkes lalu mengambil sampel terhadap ratusan orang yang ikut menyembelih dan mengonsumsi daging sapi yang terpapar antraks. Hasilnya, ada puluhan orang yang terpapar antraks.
"Dari 125 orang itu yang positif (antraks) ada 85. Tapi yang bergejala ada 18 orang, gejalanya ada luka, bengkak, ada pula yang diare, pusing-pusing dan sebagainya," ucap Dewi.
Lebih lanjut, saat ini Dinkes masih melakukan penyelidikan epidemiologi dan surveilans di daerah yang salah satu warganya meninggal karena antraks. Bahkan, Dinkes juga melakukan pengawasan selama 120 hari untuk memastikan tidak ada lagi warga yang mengalami gejala.
"Tentu penyelidikan epidemiologi kami tidak berhenti, surveilans kami juga tidak berhenti. Kami awasi dua kali masa inkubasi yakni 120 hari apakah ada yang bergejala lagi. Jadi penelusuran masih berjalan terus dan sampai hari ini tidak ada yang dirawat," katanya.
Gejala Antraks
Dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), antraks adalah penyakit menular serius yang disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis. Bakteri ini secara alami berada di tanah dan bisa menginfeksi hewan peliharaan dan liar.
Seseorang bisa terkena apabila mereka bersentuhan dengan hewan yang terinfeksi atau mengonsumsi produk hewan yang terkontaminasi. Antraks dapat menyebabkan penyakit parah pada manusia dan hewan.
Gejala antraks tergantung pada jenis infeksi dan dapat berlangsung mulai dari satu hari hingga lebih dari dua bulan untuk muncul. Semua jenis antraks berpotensi, jika tidak diobati, menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan penyakit parah bahkan kematian.
Adapun gejalanya juga bermacam-macam. Berikut informasinya.
Gejala antraks kulit dapat meliputi:
- Lepuh atau benjolan kecil yang mungkin terasa gatal
- Pembengkakan dapat terjadi di sekitar luka
- Luka kulit (borok) yang tidak nyeri dengan bagian tengah berwarna hitam yang muncul setelah lepuh atau benjolan kecil
- Paling sering luka berada di wajah, leher, lengan, atau tangan
Gejala antraks inhalasi dapat meliputi:
- Demam dan menggigil
- Ketidaknyamanan di dada
- Sesak napas
- Kebingungan atau pusing
- Batuk
- Mual, muntah, atau sakit perut
- Sakit kepala
- Berkeringat (sering basah kuyup)
- Kelelahan ekstrem
- Pegal-pegal
Gejala antraks gastrointestinal dapat meliputi:
- Demam dan menggigil
- Pembengkakan leher atau kelenjar leher
- Sakit tenggorokan
- Rasa sakit saat menelan
- Suara serak
- Mual dan muntah, terutama muntah darah
- Diare, bisa disertai darah
- Sakit kepala
- Flushing (muka merah) dan mata merah
- Sakit perut
- Pingsan
- Pembengkakan perut (lambung)
Gejala antraks injeksi dapat meliputi:
- Demam dan menggigil
- Sekelompok lepuh atau benjolan kecil yang mungkin terasa gatal, muncul di tempat obat disuntikkan
- Sakit kulit tanpa rasa sakit dengan bagian tengah berwarna hitam yang muncul setelah lecet atau benjolan
- Bengkak di sekitar luka
- Abses jauh di bawah kulit atau di otot tempat obat disuntikkan
Gejala antraks injeksi mirip dengan antraks kulit, tetapi antraks injeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh lebih cepat dan lebih sulit dikenali dan diobati daripada antraks kulit.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Puluhan Warga Gunungkidul Positif Antraks, Ini Gejala yang Dikeluhkan"