Ilustrasi COVID-19 (Foto: Getty Images/loops7) |
Para ilmuwan telah membunyikan alarm peringatan perihal kemungkinan adanya gelombang COVID-19 berikutnya, setelah mendeteksi subvarian Omicron baru. Seiring merebaknya COVID-19 varian Eris atau subvarian Omicron EG.5, kini muncul lagi 'cicit' Omicron yang dijuluki BA.6.
Dikutip dari Daily Mail, subvarian tersebut kini memicu lonjakan kasus di dua negara, Denmark dan Israel. Khawatir dengan hal tersebut, para ilmuwan Inggris menyarankan masyarakat untuk memakai masker kembali.
Menurut ilmuwan, subvarian tersebut dapat membuat vaksin yang saat ini beredar di masyarakat menjadi kurang efektif lantaran mutasi atau perubahan pada struktur virus ketika sedang menggandakan atau membuat salinan dirinya sendiri.
Meskipun demikian, sampai saat ini masih belum diketahui sepenuhnya terkait karakteristik atau seberapa bahaya dari subvarian tersebut.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menaikkan kategori COVID-19 subvarian Omicron EG.5 dan turunannya, termasuk EG.5.1 menjadi variant of interest (VOI), yang sebelumnya masuk ke dalam daftar varian under monitoring (VUM) pada 19 Juli 2023.
VOI adalah varian COVID-19 yang memiliki kemampuan genetik yang dapat memengaruhi karakteristik virus. Beberapa pengaruhnya, seperti tingkat keparahan penyakit, pelepasan kekebalan, penularan, dan kemampuan tidak terdeteksi.
Subvarian EG.5 merupakan keturunan dari XBB.1.9.2 yang memiliki karakteristik mirip dengan XBB.1.15. Subvarian ini pertama kali dilaporkan pada 17 Februari 2023 dan kini sudah menyebar di 51 negara menurut data GISAID.
Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu negara yang kini tengah dihadang varian tersebut lantaran memicu kenaikan kasus. Bahkan, rawat inap rumah sakit di AS telah meningkat menjadi 14 persen atau 10.320 kasus dalam seminggu. Meski begitu, jumlah tersebut masih tergolong kecil dibandingkan pada puncak pandemi sebelumnya, seperti varian Omicron hingga Delta di negara itu.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Belum Kelar COVID Varian Eris, Muncul Lagi BA.6 Bikin Lonjakan Kasus di Israel"