Polusi udara di DKI Jakarta. (Foto: Rifkianto Nugroho) |
Kabut polusi udara Jakarta belakangan menjadi sorotan masyarakat. Tak hanya rasa sesak yang muncul ketika warga menghirup udara di luar rumah, risiko munculnya beragam masalah pernapasan juga menjadi kekhawatiran.
Konsentrasi PM 2.5 menurut data situs IQ Air sempat berada di 11 kali lipat melampaui pedoman aman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sementara berdasarkan pantauan detikcom di situs yang sama, Senin (31/7/2023) pukul 1:23 WIB, kualitas udara DKI Jakarta masuk zona oranye, tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan tingkat PM relatif masih tinggi, 8,6 kali lipat di atas anjuran WHO.
Dokter spesialis paru dr Erlina Burhan, SpP(K) menjelaskan, kondisi udara di Jakarta belakangan ini memprihatinkan. Ia juga menyebut DKI Jakarta menduduki peringkat ketiga di dunia dengan kualitas terburuk, 80 persen polusinya disumbang oleh kendaraan bermotor.
Salah satu risiko penyakit yang disoroti imbas paparan polusi udara yakni iritasi saluran napas. Terlebih pada orang-orang dengan riwayat penyakit pernapasan, risiko muncul penyakit akibat polusi udara akan semakin tinggi.
"Biasanya iritasi saluran napas, gampang infeksi, kemudian orang asma menjadi ter-trigger untuk ada serangan asma, PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik) juga, bahkan infeksi saluran napas lainnya menjadi bertambah," ujarnya saat ditemui detikcom di aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Salemba, Senin (31/7/2023).
Mencegah risiko penyakit akibat paparan polusi udara, dr Erlina menyarankan masyarakat untuk meminimalkan aktivitas di luar rumah ketika indeks polusi udara Jakarta terindikasi sedang buruk. Pun tetap harus beraktivitas di luar rumah, pakailah masker.
"Jadi kalau udara buruk sekali, terpaksa kita harus keluar rumah, pakai masker. Tapi kalau nggak perlu keluar rumah ya sudah di rumah saja," beber dr Erlina.
"Kalau untuk pribadi saat ini, untuk individu pakai masker sih. Kan kita nggak bisa sebagai individu bilang 'kendaraan bermotor nggak boleh yang knalpotnya hitam nggak boleh jalan'. Nggak bisa kan. Kita lindungi saja diri kita dengan pakai masker," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Polusi DKI Ugal-ugalan, Dokter Paru Wanti-wanti Risiko Infeksi Saluran Napas!"