Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/ktsimage |
Seorang praktisi kesehatan di Inggris memberikan peringatan soal risiko adanya pandemi baru 'Disease X'. Hal itu diungkapkan oleh pakar vaksin Dame Kate Bingham.
Menurutnya, penyakit tersebut akan menimbulkan kasus kematian yang jauh lebih besar dibandingkan COVID-19.
"Pandemi flu pada tahun 1918-1919 menewaskan sedikitnya 50 juta orang di seluruh dunia, dua kali lebih banyak dari jumlah korban tewas dalam Perang Dunia I," ujar Dame Kate dikutip dari Daily Express, Senin (25/9/2023).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjuluki pandemi berikutnya sebagai 'Disease X'. Banyak ahli berpendapat penyakit ini 'sedang dalam perjalanan'. Sejumlah pakar menduga, penyakit ini nantinya akan berasal dari virus yang memang sudah ada sebelumnya.
Bisa Lebih Mematikan dari COVID-19
Dame Kate mengatakan dunia sedikit 'beruntung' karena COVID-19 tidak lebih mematikan dibandingkan 'Disease X'. Ia menyebut bahwa potensi pandemi ini bisa mengakibatkan kematian 20 kali lebih banyak dari virus Corona.
Menurut perkiraannya, penyakit ini akan menimbulkan kasus kematian yang jauh lebih besar dibandingkan COVID-19, mencapai setidaknya 50 juta kematian orang di dunia.
"Saat ini, kita memperkirakan jumlah kematian yang sama disebabkan oleh salah satu dari sekian banyak virus yang sudah ada. Saat ini, terdapat lebih banyak virus yang sibuk bereplikasi dan bermutasi dibandingkan gabungan semua bentuk kehidupan lain di planet kita," beber Dame Kate.
"Dalam arti tertentu, kita beruntung dengan COVID-19, meskipun faktanya penyakit ini menyebabkan 20 juta atau lebih kematian di seluruh dunia," lanjutnya.
Belum Ada Vaksin untuk 'Disease X'
Sampai saat ini, belum ada vaksin 'Disease X' yang disetujui. Dame Kate menekankan pentingnya para ilmuwan untuk segera mengembangkan prototipe vaksin yang berbeda, untuk virus yang mengancam,
Menurutnya, hanya langkah cepat dan pemberian vaksin yang bisa membantu menargetkan ciri-ciri spesifik 'Disease X'.
Jutaan Virus yang Berpotensi Jadi Pandemi Belum Ditemukan
Hingga saat ini, para ilmuwan telah mengidentifikasi 25 keluarga virus yang mencangkup ribuan virus individual. Namun, Dame Kate mengatakan masih ada jutaan virus yang belum ditemukan dan berpotensi menjadi pandemi berikutnya.
Jumlah keluarga virus ini belum termasuk virus yang dapat berpindah dari hewan lain ke manusia.
Menurut Dame Kate, meningkatnya wabah disebabkan oleh semakin banyaknya orang yang berkumpul di daerah perkotaan. Dia juga menekankan bahwa perusakan jutaan hektar habitat alami setiap tahunnya berkontribusi terhadap peningkatan ini.
"Alasan ini sangat penting, karena sekitar tiga perempat penyakit menular yang muncul berasal dari hewan dan kemudian berpindah dari satu spesies ke spesies lain hingga, dalam keadaan tertentu, dapat menginfeksi manusia," ujarnya yang dikutip dari Live Mint.
Dari Mana Munculnya 'Disease X'?
Meski tidak disebutkan perkiraan pasti kapan persisnya disease X muncul, sejumlah ahli meyakini akan ditemukan dalam waktu dekat, bahkan dalam 10 tahun ke depan. Hal ini sejalan dengan perkiraan pakar global health security Dicky Budiman.
Terkait sumber munculnya, Dicky mengatakan 'Disease X' lebih mungkin berasal dari zoonotic disease, artinya penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Bisa berupa bakteri, virus, maupun infeksi jamur.
Dicky mengatakan di awal penyebarannya, 'Disease X' bisa saja tidak terdeteksi. Hal ini yang memudahkan penyakit terus menyebar dan lebih banyak menyerang masyarakat.
"Lokasi yang berpotensi besar menimbulkan penyakit-penyakit baru sebetulnya di kawasan alam liar, garis khatulistiwa, indochina, di India," jelasnya saat dihubungi detikcom Senin (25/9).
Namun, ia menyebut negara yang berada di daerah khatulistiwa memiliki tantangan dengan sistem surveilans yang lemah. Hal ini yang membuat sulit untuk mendeteksi dini awal penyakit.
"Karenanya ketika disease X lahir tidak serta merta terdeteksi, umumnya terdeteksi di negara yang baik," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "5 Fakta Wanita Gagal Ginjal Stadium Akhir, Awalnya Mudah Lelah-Nyeri Mirip GERD"