Hagia Sophia

26 September 2023

Beberapa Temuan yang Terjadi pada Tubuh Usai Kena COVID-19

Ilustrasi COVID-19 (Foto: Getty Images/loops7)

Beberapa orang yang pernah terkena COVID-19 mengalami gejala berkepanjangan atau disebut long COVID. Dalam kondisi sudah sembuh dari COVID-19, mereka tetap merasakan sejumlah gejala yang berlangsung dalam waktu lama.

Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal ilmiah Lancet Respiratory, mengamati 259 pasien yang sakit parah karena COVID-19, sehingga mereka perlu dirawat di rumah sakit. Lima bulan setelah pulang dari RS, pemindaian MRI pada organ-organ utama mereka menunjukkan perbedaan signifikan dibanding mereka yang tak pernah terkena COVID.

Dampak paling besar terlihat pada paru-paru, saat pemindaian 14 kali lebih mungkin menunjukkan keabnormalan. Pemindaian MRI juga tiga kali lebih mungkin untuk menunjukkan suatu abnormalitas pada otak, serta dua kali lebih mungkin pada ginjal pada di pasien yang mengalami COVID parah. Tidak ada perbedaan signifikan dalam kesehatan jantung atau liver.

Adapun temuan-temuan ini adalah bagian dari studi yang lebih besar untuk mengamati dampak jangka panjang COVID pada pasien yang dirawat di rumah sakit, dikenal sebagai studi Phosp-COVID.

"Lima bulan setelah dirawat di rumah sakit karena COVID, kami menemukan lebih banyak abnormalitas di paru-paru, otak, dan ginjal pada pasien-pasien tersebut dibandingkan grup yang tidak pernah mengalami COVID," ungkap salah satu peneliti utama dalam studi tersebut, Dr Betty Raman, dari Universitas Oxford, dikutip dari BBC.

"Usia pasien, seberapa parah COVID mereka, serta apakah mereka juga mengidap penyakit lain pada waktu yang sama, semuanya menjadi faktor signifikan dalam apakah kami menemukan kerusakan pada organ-organ penting ini di dalam tubuh," lanjutnya lagi.

Peneliti menemukan, beberapa gejala cocok dengan tanda-tanda kerusakan organ yang diungkap oleh pemindaian MRI, misalnya dada sesak dan batuk-batuk dengan abnormalitas di paru-paru. Namun, tidak semua gejala yang dialami mereka yang mengalami long COVID dapat secara langsung dihubungkan dengan yang terlihat pada pemindaian.

Dr Raman mengatakan, kelainan pada lebih dari satu organ lebih umum terjadi pada orang yang pernah dirawat di rumah sakit dan masih melaporkan masalah kesehatan fisik dan mental setelah mereka pulih dari infeksi awal.

"Apa yang kami lihat adalah orang-orang dengan kelainan multi-organ pada MRI, yaitu mereka punya lebih dari dua organ yang dampak, empat kali lebih mungkin melaporkan gangguan mental dan fisik yang parah dan sangat parah," ujarnya.

"Temuan kami juga menyoroti perlunya layanan tindak lanjut multidisiplin jangka panjang yang berfokus pada kesehatan paru dan ekstraparu (ginjal, otak, dan mental), khususnya bagi mereka yang dirawat di rumah sakit karena COVID," sambungnya lagi.

Di sisi lain, Prof Chris Brightling, dari Universitas Leicester dan pemimpin penelitian Phosp-COVID, mengatakan penelitian ini adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk memahami kelompok gejala berbeda yang membentuk sindrom yang dikenal sebagai long COVID.




























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Studi Bawa Kabar Nggak Enak, Ini yang Terjadi pada Tubuh Pasca Kena COVID-19"