Hagia Sophia

12 September 2023

Kisah Wanita Australia yang Hampir Meninggal Karena 2 Bulan Tidak Lepas Tampon

Kelsey Foster (Foto: Instagram/kelseylfoster)

Seorang wanita Newcastle, Australia, mengisahkan dirinya hampir meninggal karena tak melepas tampon untuk menstruasi selama dua bulan. Wanita bernama Kelsey Foster itu harus berjuang untuk hidupnya di RS setelah mengalami kondisi toxic shock syndrome (TSS)

Kelsey sebenarnya sudah sering bolak-balik ke RS selama beberapa bulan terakhir karena memiliki masalah kandung empedu dan hati yang serius. Adapun kondisi ini memang sudah diidapnya sebelum mengalami TSS, sehingga tak ada kaitannya.

Kelsey juga mengaku terbiasa merasa kesakitan lantaran mengidap endometriosis, suatu kondisi saat jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim.

Karenanya, saat dirinya mulai mengalami gejala kram yang sangat sakit, Kelsey selalu menghubungkannya dengan kondisi endometriosis atau masalah kandung empedu. Padahal, kenyataannya bukan karena penyakit tersebut.

Pada suatu waktu, wanita usia 29 tahun itu pergi ke kamar mandi dan merasakan ada sesuatu yang 'keluar' dari dirinya. Awalnya Kelsey mengira itu adalah gumpalan darah, kondisi yang biasa dialaminya imbas endometriosis.

Namun setelah dilihat-lihat lagi, ternyata 'sesuatu' yang keluar dari dirinya itu adalah tampon tua. Peristiwa inilah yang membuatnya panik ketakutan.

Meskipun Kelsey tidak yakin sudah berapa lama tampon itu ada di dalam dirinya, Namun ia memprediksi kemungkinan sekitar enam minggu hingga dua bulan, bahkan mungkin lebih lama.

"Saya sudah lima kali keluar masuk rumah sakit dalam dua bulan terakhir karena kram dan nyeri parah," jelasnya kepada news.com.au

"Ditemukan bahwa saya mengidap batu empedu dan kemudian kantong empedu saya kolaps. Hati saya juga menunjukkan tanda-tanda iritasi. Saya menunggu operasi dan menjalani tes. Suatu hari, aku pergi ke kamar mandi dan aku merasakan ada sesuatu yang keluar dari diriku," imbuhnya lagi.

"Saya tidak yakin sudah berapa lama hal itu terjadi di dalam diri saya, tapi pastinya sudah terjadi setidaknya enam minggu yang lalu, karena itulah saat terakhir saya mengalami menstruasi. Siklus menstruasi saya sangat tidak teratur," katanya lagi.

Kelsey mengaku tak tahu bagaimana dirinya bisa lupa mengeluarkan tamponnya, namun ia sangat yakin hal tersebut disebabkan karena stres dan rutinitasnya saat menjalani pengobatan di RS.

Setelah tampon tersebut keluar dari tubuhnya, Kelsey pun memasukkannya ke dalam kantong zip-lock untuk ditunjukkan kepada dokter yang melakukan tes padanya, mengumpulkan darah, dan kemudian memastikan diagnosisnya mengidap TSS.

"Itu adalah situasi 'Anda sangat beruntung karena Anda tidak mati'," ungkapnya.

"Saya bersyukur saya menemukan tampon itu ketika saya menemukannya. Shock toxic dapat membunuh Anda dalam hitungan hari, saya sangat beruntung karena kondisi tersebut tidak sampai ke tahap itu," katanya.

Wanita satu anak itu kini sudah kembali ke rumahnya setelah mendapat perawatan di RS, namun tetap berada di bawah pengawasan dokter. Kelsey juga diharuskan meminum tiga tablet sehari dan menjaga tubuhnya agar tetap hidrasi.

Dikutip dari Mayo Clinic, toxic shock syndrome (TSS) adalah komplikasi infeksi bakteri jenis tertentu yang mengancam jiwa. Seringkali kondisi ini disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri Staphylococcus aureus (staph), namun juga dapat disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri streptokokus grup A (strep).

TSS dapat menyerang siapa saja, termasuk pria, anak-anak, dan wanita pascamenopause. Faktor risiko TSS termasuk luka kulit, pembedahan, dan penggunaan tampon serta perangkat lain, seperti cangkir menstruasi, spons kontrasepsi, atau diafragma.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pengakuan Wanita Australia Hampir Tewas gegara Tak Lepas Tampon Selama 2 Bulan"