Ilustrasi lari. (Foto: Shutterstock) |
Belum lama ini, ilmuwan di Eropa mengungkapkan temuan terbaru terkait manfaat lari pada kesehatan mental. Penelitian ini dilakukan oleh ilmuwan di Universitas Vrije, Amsterdam, Belanda.
Proses penelitian tersebut melibatkan 141 orang yang mengidap depresi dan kecemasan. Mereka diminta untuk memilih antara lari dua hingga tiga kali seminggu atau mengonsumsi antidepresan inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI). 96 orang akhirnya memilih untuk masuk kelompok lari, dan 45 orang lainnya memilih untuk mendapatkan obat.
Setelah 16 minggu menjalani hal tersebut, kesehatan mental seluruh partisipan diperiksa oleh tim peneliti. Profesor Brenda Penninx pada konferensi Neuropsychopharmacology di Barcelona mengatakan bahwa kedua intervensi tersebut membantu mengatasi depresi pada tingkat yang sama.
44 persen pasien depresi dan kecemasan dilaporkan mengaku merasa lebih baik setelah mereka 16 minggu berlari atau mengonsumsi antidepresan. Olahraga yang dilakukan oleh partisipan membuat berat badan, lingkar pinggang, tekanan darah, dan fungsi jantung lebih terjaga. Sedangkan orang yang hanya mengonsumsi antidepresan cenderung menjadi kurang fit.
"Antidepresan umumnya berdampak buruk pada berat badan, variabilitas detak jantung, dan tekanan darah, sedangkan terapi lari misalnya memberikan efek yang lebih baik pada kebugaran umum dan detak jantung," ucap Penninx dikutip dari NY Post, Minggu (8/10/2023).
"Pada akhirnya, pasien hanya bisa benar-benar bisa tertolong apabila meningkatkan kesehatan mental tanpa memperburuk kondisi kesehatan fisik mereka," sambungnya.
Lebih lanjut dalam penelitian tersebut, disebutkan bahwa hanya 52 persen peserta yang tetap mengikuti program lari secara rutin sesuai dengan rencana. Dibandingkan dengan yang mengonsumsi pil yang mencapai 82 persen.
"Studi ini juga menunjukkan bahwa orang menyukai gagasan berolahraga, namun mungkin sulit untuk mewujudkannya meskipun manfaatnya signifikan," jelasnya.
"Menyuruh pasien untuk lari saja tidak akan cukup. Mengubah perilaku aktivitas fisik memerlukan pengawasan dan dorongan yang memadai," sambungnya.
Penninx mengatakan masalah kesehatan mental harus segera ditangani. Antidepresan memang bisa menjadi pilihan yang baik, namun menurutnya perlu 'senjata' lebih banyak untuk pengobatan depresi. Salah satunya adalah dengan berlari.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Terbukti Lewat Riset! Lari Ampuh Atasi Depresi, Efeknya Setara Minum Obat"