Hagia Sophia

03 November 2023

Penyebab Serta Risiko Henti Jantung Mendadak

Ilustrasi henti jantung mendadak. (Foto: thinkstock)

Henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest adalah kondisi saat jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba. Henti jantung mendadak menyebabkan pengidapnya mengalami hilang kesadaran dan berhenti bernapas.

Henti jantung mendadak dapat dipicu oleh gangguan pada listrik jantung, sehingga jantung berhentuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan otak secara permanen hingga kematian.

Henti jantung mendadak berbeda dengan serangan jantung. Serangan jantung terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah. Sementara, henti jantung mendadak disebabkan oleh ventrikel fibrilasi.

Penyebab Henti Jantung Mendadak

Seperti yang disebutkan sebelumnya, henti jantung mendadak disebabkan oleh ventrikel fibrilasi. Meski henti jantung mendadak berbeda dengan serangan jantung, ventrikel fibrilasi yang jadi pemicu henti jantung mendadak juga bisa disebabkan oleh serangan jantung.

Ventrikel fibrilasi sendiri merupakan salah satu jenis gangguan irama jantung atau aritmia. Kondisi ini membuat ventrikel atau bilik jantung hanya bergetar tanpa berdenyut untuk memompa darah. Alhasil, pasokan darah yang membawa oksigen ke seluruh organ tubuh menjadi terhenti.

Faktor Risiko Henti Jantung Mendadak

Henti jantung mendadak dapat dialami oleh siapa saja. Namun, risikonya akan semakin tinggi pada orang yang memiliki faktor:
  • Memiliki riwayat penyakit jantung koroner
  • Riwayat penyakit otot jantung (kardiomiopati)
  • Pernah mengalami gangguan katup jantung
  • Memiliki penyakit jantung bawaan, seperti Tetralogy of Fallot
  • Riwayat penyakit jantung atau henti jantung mendadak pada keluarga
  • Mengidap sindrom Marfan
  • Kelainan pada bilik jantung, seperti Torsade de pointes
Risiko henti jantung mendadak juga akan meningkat bisa seseorang:
  • Merokok
  • Jarang berolahraga
  • Obesitas
  • Diabetes
  • Sleep apnea atau gangguan tidur
  • Hipertensi
  • Kolesterol tinggi
  • Gagal ginjal kronis
  • Mengidap Wolf Parkinson White syndrome
  • Penyalahgunaan NAPZA

Gejala Henti Jantung Mendadak

Henti jantung mendadak kerap terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan pengidapnya mengalami gejala berupa pingsan. Namun, ada beberapa gejala yang juga bisa menyertai, seperti:
  • Nyeri pada dada
  • Pusing
  • Lemas
  • Sesak napas
  • Jantung berdebar

Diagnosis Henti Jantung Mendadak

Dokter akan memeriksa denyut jantung pasien dan memasang monitor untuk memeriksa irama jantung. Jika pasien sudah stabil, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendiagnosis penyebab atau faktor pemicu terjadinya henti jantung mendadak, seperti:
  • Tes darah, untuk memeriksa kadar kalium, magnesium, atau hormon tertentu yang memengaruhi fungsi jantung, serta mendeteksi cedera atau riwayat serangan jantung pada pasien
  • Foto Rontgen dada, bertujuan untuk memeriksa ukuran dan struktur jantung serta pembuluh darah jantung
  • Ekokardiografi, untuk mengidentifikasi kerusakan pada jantung
  • Kateterisasi jantung, untuk mendeteksi sumbatan pada pembuluh darah

Pengobatan Henti Jantung Mendadak

Pengobatan henti jantung mendadak terdiri dari penanganan darurat dan pengobatan jangka panjang.

1. Penanganan darurat
Penanganan darurat bertujuan untuk mengembalikan kesadaran pasien yang mengalami henti jantung mendadak. Prosedur ini dilakukan oleh petugas medis darurat, yang dimulai dengan memeriksa pernapasan dan denyut nadi pasien.

Jika jantung pasien tidak berdetak, tim medis akan melakukan CPR dan memberikan kejut listrik selama perjalanan ke rumah sakit. Setelah jantung kembali berdetak, pasien akan dirawat di ruang rawat ICU dan diberikan alat bantu napas.

2. Pengobatan jangka panjang
Pengobatan jangka panjang bertujuan untuk mengatasi henti jantung mendadak serta mencegah kondisi tersebut terjadi kembali di kemudian hari. Beberapa pengobatan jangka panjang yang dapat diberikan:
  • Obat-obatan
    Pemberian obat-obatan dilakukan saat kondisi pasien mulai stabil hingga pasien kembali ke rumah. Jenis obat yang dapat diresepkan oleh dokter adalah golongan obat antiaritmia yang berfungsi untuk mengatasi gangguan irama jantung.
  • Implan alat kejut jantung (ICD)
    ICD akan ditempel di dalam dada sebelah kiri untuk mendeteksi irama jantung. ICD berfungsi untuk menormalkan kembali irama denyut jantung saat mulai lemah atau tidak beraturan.
  • Angioplasti
    Prosedur ini dilakukan untuk memperbaiki aliran darah agar otot-otot jantung mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Pada kondisi tertentu, angioplasti disertai dengan prosedur pemasangan ring jantung.
  • Ablasi jantung
    Ablasi jantung bertujuan untuk memblokir jalur listrik abnormal yang menyebabkan aritmia. Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan kateter ke pembuluh darah yang dihubungkan dengan elektroda.
  • Operasi bypass jantung
    Pada operasi bypass jantung, dokter akan memasang pembuluh darah baru pada jantung sebagai alternatif pembuluh darah yang tersumbat. Pembuluh darah baru tersebut diambil dari organ tubuh lain.
  • Operasi perbaikan jantung
    Operasi perbaikan jantung bertujuan untuk memperbaiki kelainan jantung bawaan serta memperbaiki dan mengganti katup jantung yang rusak. Prosedur ini dapat membantu meningkatkan detak jantung dan menjaga aliran darah ke jantung.

Komplikasi Henti Jantung Mendadak

Henti jantung mendadak dapat menimbulkan efek samping seperti kerusakan permanen pada otak, hipoksia, hingga kematian. Namun pada beberapa kasus, pasien henti jantung mendadak masih bisa ditangani dan akhirnya sembuh.

Meski sudah sembuh, pasien masih bisa mengalami sejumlah komplikasi, seperti:
  • Kerusakan saraf
  • Gangguan gerakan
  • Kesulitan berbicara
  • Sulit konsentrasi
  • Post-traumatic stress disorder (PTSD)

Pencegahan Henti Jantung Mendadak

Salah satu upaya terbaik untuk mencegah henti jantung mendadak adalah dengan melakukan pemeriksaan, seperti skrining penyakit jantung, secara rutin. Selain itu, upaya pencegahan juga bisa dilakukan dengan cara:
  • Stop merokok
  • Menjaga berat badan ideal
  • Menurunkan berat badan bagi pengidap obesitas
  • Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
  • Memperbanyak konsumsi makanan yang menyehatkan jantung
  • Rajin berolahraga
  • Mengelola stres

Kapan Harus ke Dokter?

Henti jantung mendadak merupakan kondisi darurat yang harus segera ditangani. Jika Anda melihat seseorang yang tidak sadarkan diri dan tidak bernapas dengan normal, segera periksa denyut jantungnya dan hubungi ambulans atau rumah sakit terdekat.

Sambil menunggu datangnya pertolongan medis, lakukan juga penanganan darurat berupa CPR. Gunakan juga alat automated external defibrillator (AED) bila tersedia.

Gejala henti jantung mendadak terjadi secara cepat dan tanpa disadari. Meskipun demikian, gejala-gejala awal biasanya dapat dirasakan penderita beberapa hari sebelumnya. Oleh sebab itu, segera lakukan pemeriksaan ke dokter bila mengalami gejala seperti di atas, terutama bila memiliki riwayat penyakit jantung.






























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Henti Jantung Mendadak"