 |
| Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza satu-satunya harapan di tengah agresi Israel. Foto: AFP/BASHAR TALEB |
Serangan Israel ke Gaza, Palestina, masih terus terjadi. Belum lama ini tentara Israel juga menembaki pengungsian di Jabalia. Sekitar 80 orang diperkirakan tewas dalam insiden tersebut.
Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza mengatakan setidaknya 80 jenazah tiba di rumah sakit tersebut tak lama usai serangan Israel kedua menggempur kamp Jabalia.
Namun pemandangan pilu terlihat ketika tim evakuasi membawa masuk para korban ke rumah sakit tersebut. Seorang dokter berteriak histeris saat anaknya menjadi korban serangan Israel.
Menurut laporan Middle East Monitor, dokter itu bernama Dr Ghada Abu Eida yang sedang bertugas ketika melihat anaknya turut menjadi korban serangan Israel. Anak perempuan dari Dr Ghada dilaporkan terluka.
"Insiden ini bukan pertama kalinya petugas medis di Gaza terkejut saat mendapati kerabat mereka yang termasuk di antara korban tewas atau terluka dilarikan ke tempat kerja mereka dan ini menyoroti jumlah korban jiwa dari pemboman Israel yang sedang berlangsung di Gaza," tulis Middle East Monitor dilihat detikcom Kamis (2/11/2023).
Ini bukan kali pertama dokter yang bertugas di Gaza harus mendapati kenyataan anggota keluarganya terluka bahkan tewas setelah terkena serangan Israel. Sebelumnya dua dokter yang juga bekerja di RS Indonesia mendapat kabar keluarganya tewas.
Dalam sebuah video yang diunggah Al Jazeera Arab di media sosial X, terlihat dua orang dokter bernama Muhammad al-Ran selaku kepala bagian bedah di Rumah Sakit Indonesia dan dokter Muayyad al-Ran menangis pasca menerima kabar duka tersebut.
Salah satu dokter menangis histeris mendengar kabar duka tentang keluarganya. Dalam video tersebut, juga memperlihatkan beberapa rekan dokter dan tim medis turut berkumpul untuk saling menguatkan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dokter RS Indonesia Gaza Histeris Dapati Putrinya Jadi Korban Serangan Israel"