Hagia Sophia

31 January 2024

Hasil Survei: 80 Persen Warga Singapura Tidak Ingin Menikah

Sekitar 80 persen warga di Singapura memilih hidup melajang. (Foto: Getty Images)

Sekitar 80 persen dari warga di Singapura memilih hidup melajang. Ini diketahui berdasarkan hasil survei dari Institute of Policy Studies (IPS).
Hasil dari survei menyebutkan sebagian besar warga di sana yang berusia 21-34 tahun menganggap pernikahan tidak begitu penting. Mereka juga menganggap hidup melajang adalah hal yang wajar.

Dikutip dari laman Mothership, survei tersebut dilakukan sekitar November-Desember 2023, saat menjelang konferensi Perspektif Singapura pada 22 dan 29 Januari 2024. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sikap, nilai, serta pendapat warga Singapura terhadap beberapa isu. Misalnya kesejahteraan, pekerjaan, keluarga, keterlibatan masyarakat, hingga transisi kehidupan.

Selain itu, survei ini juga bisa untuk memahami bagaimana pendapat tentang isu tersebut bisa bervariasi antar kelompok usia.

IPS melakukan survei tersebut pada 2.356 warga negara Singapura dan penduduk tetap berusia 21-64 tahun yang direkrut dari panel online. Hasil dari survei tersebut dilihat berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, dan etnis. Berikut hasil surveinya:

Banyak yang Ingin Hidup Melajang

Dari survei tersebut, ada hasil sebesar 82 persen responden dari kelompok usia termuda yakni berusia 21-34 tahun menganggap hidup melajang adalah hal yang wajar.

Meski begitu, perlu dicatat persentase ini tidak jauh dari keseluruhan 78 persen, termasuk responden lain yang berusia hingga 64 tahun, yang sebagian besar mengatakan bahwa memilih hidup melajang adalah hal yang dapat diterima.

Di antara responden yang berusia 35-49 tahun, sekitar 78 persen setuju bahwa tetap melajang adalah hal yang wajar.

Pada responden yang berusia 50-64 tahun, sekitar 75 persen setuju bahwa tetap melajang adalah hal yang wajar.

Sekitar 70 persen dari mereka yang berusia 21-34 tahun bahkan menyetujui bahwa tidak perlu menikah. Masih di kelompok usia yang sama, sekitar 72 persennya setuju pernikahan itu tidak perlu memiliki anak.

Namun, mayoritas responden yang ikut dalam penelitian yang usianya lebih muda tetap masih menginginkan pernikahan dan memiliki anak.

Masih Ada yang Menjalin Hubungan dan Berencana Menikah

Meski banyak orang yang lebih memilih melajang, banyak juga warga Singapura yang masih menjalin hubungan dan berencana menikah. Pada kelompok usia 21-34 tahun yang sedang berpacaran, 84 persen masih berencana untuk menikah di Singapura.

Dan di antara kelompok responden yang sama, baik yang sedang berpacaran atau menikah, 76 persen di antaranya masih berharap untuk bisa memiliki anak di masa depan.

Menurut peneliti senior IPS Kalpana Vignehsa, hasil ini mungkin terlihat bertentangan dan membingungkan. Tetapi, hasil ini konsisten dengan temuan dari penelitian remaja di sana.

"Ada perubahan sikap, di mana semakin sedikit remaja yang menganggap hubungan romantis dan mengasuh anak sebagai hal yang penting untuk kepuasan diri," jelas Kalpana Vignehsa.

"Dengan kata lain, tampaknya persepsi tentang pernikahan dan peran sebagai orang tua telah berubah, lebih dari sekedar aspirasi dan rencana keluarga yang sebenarnya," pungkasnya.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Singapura di Ambang Krisis Populasi, Survei Ungkap 80 Persen Warganya Ogah Kawin"