Hagia Sophia

05 February 2024

Ada Aturan Nutri-Grade, Remaja Singapura Mulai Batasi Minuman Kadar Gula Tinggi

Ilustrasi Nutrigrade. (Foto: Getty Images/aprott)

Belakangan viral regulasi 'Nutri-Grade' di Singapura, pengelompokan minuman sehat berdasarkan level abjad A hingga D. Kelompok minuman C dan D mengandung banyak gula dan lemak jenuh sehingga masyarakat diimbau membatasi konsumsinya. Aturan ini dilatarbelakangi proyeksi angka diabetes Singapura bakal melonjak di 2050.

Survei Nutrisi Nasional Singapura di 2022 juga menemukan mayoritas minuman memiliki 52 persen total asupan gula harian.

Lantas apakah penerapan ini efektif memicu 'warning' di masyarakat khususnya kelompok remaja?

Sebelum aturan Nutri-Grade diberlakukan, remaja di Singapura biasanya memesan bubble tea dengan 75 persen atau bahkan 100 persen gula beserta tambahan topping. Milk bubble tea dengan 100 persen gula mengandung 102,5g gula, satu minuman energi kalengan yang populer di kalangan remaja bisa mengandung sebanyak 56g. Itu jauh lebih banyak dari 25g yang direkomendasikan untuk remaja.

Dengan kandungan gula yang kini terlihat jelas, beberapa remaja Singapura tampaknya lebih berhati-hati dalam memilih minuman lebih sehat.

"Itu membuat saya berpikir apakah saya memerlukan lebih banyak gula, mengingat bubble-nya sendiri juga manis," beber siswa berusia 16 tahun di Singapura, dikutip dari Channel News Asia, Minggu (4/2/2023).

"Teman-teman saya mulai memesan minuman yang lebih sehat sesuai dengan penandanya, jadi saya memutuskan untuk mencobanya sendiri dan menyadari bahwa lebih sedikit gula dan topping akan menghasilkan minuman yang sama lezatnya," sambung dia.

Meski begitu, masih ada beberapa remaja dengan usia lebih muda yakni 13 tahun ke bawah, tidak benar-benar memerhatikan pelabelan tersebut dan fokus pada minuman favoritnya.

Bisnis makanan dan minuman dilaporkan ikut terdampak. Mereka kemudian mencoba menyesuaikan kadar gula dan lemak jenuh di minuman dengan level Nutri-Grade, menjadi lebih sehat. Dalam laporan CNA, bubble tea lokal merek LiHo misalnya, menggunakan formula yang lebih sehat dalam rangkaian minuman baru dan menyesuaikan menunya untuk mengurangi jumlah gula demi tidak berada di kelompok minuman level D, minuman dengan kandungan gula dan/atau lemak jenuh tertinggi yang dilarang beriklan di Singapura.

"Yang paling penting, jaringan bubble tea tersebut mengatakan bahwa mereka telah mengurangi kadar gulanya, sebuah elemen penyesuaian yang sering ditawarkan pada minuman segar di Singapura dengan kadar gula 100 persen kini tersedia berdasarkan kadar gula yang dulunya 50 persen," beber pakar di Singapura.

Bagi remaja yang masih ingin menikmati minuman favoritnya, pilihan yang telah disesuaikan membantu mereka menjadi lebih sehat tanpa mengubah caranya memesan, sebuah hasil yang baik mengingat banyaknya orang yang mengonsumsi minuman tersebut.

Banyak orang tua sadar akan kesehatan anak mereka mungkin mencoba memaksa mereka untuk makan lebih sehat, tetapi hal ini dapat membuat remaja merasa tidak aman dan tertekan.

Penelitian menunjukkan generasi muda ingin mengekspresikan kemandirian mereka dan membuat pilihan sendiri mengenai makanan.

Misalnya, bubble tea adalah salah satu bentuk personalisasi. Remaja dapat memilih rasa dan topping yang mereka inginkan. Mereka mungkin lebih terbuka untuk mencoba menurunkan kadar gula jika mereka melihatnya sebagai sebuah penyesuaian, hanya dengan beberapa informasi kesehatan tambahan.

Label Nutri-Grade baru di Singapura berpotensi mengubah selera dan preferensi remaja terhadap gaya hidup yang lebih sehat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam sisi industri, memformulasi ulang resep mereka dan menyediakan pilihan yang lebih sehat, secara langsung membuat remaja lebih sadar akan pilihan mandiri mereka.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Efek Viral Label NutriGrade, Remaja Singapura Mulai Hindari Minuman Tinggi Gula"