Hagia Sophia

02 February 2024

Ilmuwan Waspada Akibat Munculnya Virus Zombie, Ini Dampaknya ke Manusia

Ilustrasi penjelasan ilmuwan tentang virus 'zombie', disebut-sebut berpotensi menjadi pandemi baru. Foto: An update on eukaryotic viruses revived from ancient permafrost

Sejumlah ilmuwan di dunia kini ketar-ketir gegara munculnya virus 'zombie', yang disebut-sebut berpotensi menjadi pandemi baru menyusul COVID-19. Ilmuwan meyakini, virus 'zombie' ini muncul akibat pencairan lapisan es permafrost Arktik di Siberia, berpotensi membuat manusia terkena penyakit.

Kepala penyakit menular di Hackensack Meridian Jersey Shore University Medical Center di New Jersey, Edward Liu, menyebut virus dari permafrost tersebut kini memang memicu kekhawatiran. Ia khawatir, virus yang sudah lama hilang itu akan kembali beredar di populasi manusia.

"Tetapi begitu pula virus zoonosis (virus hewan), yang menyebar ke populasi manusia ketika manusia dan hewan melakukan kontak karena permintaan dari pasar basah, yang kemungkinan merupakan sumber COVID-19 di China," ungkapnya dikutip dari Fox News, Kamis (1/2/2024).

"Dalam setiap kasus, virus memasuki populasi yang naif, jadi kita tidak memiliki kekebalan kelompok untuk memperlambatnya," katanya seraya menambahkan, diperlukan penelitian kooperatif untuk mengetahui kemungkinan dampak virus dari permafrost tersebut.

Menurutnya ketika virus baru muncul, para ilmuwan bisa mengurutkan materi genetik yang kemudian berguna untuk pembuatan vaksin. Walhasil menurutnya, dunia kini memerlukan sistem yang dapat mendeteksi baru dengan cepat, agar para ahli bisa menentukan seluk beluk virus 'zombie' ini sebelum menjadi epidemi.

Di sisi lain, ahli genetika dan profesor emeritus di Fakultas Kedokteran Universitas Aix-Marseille di Prancis Selatan, Jean-Michel Claverie, PhD, telah melakukan penelitian ekstensif terhadap virus 'zombie' yang disebutnya sebagai 'mikroba Methuselah'.

Dalam tulisan Claverie yang diterbitkan oleh Think Global Health pada 18 Januari, pada 2015, ia menyebut tim peneliti menemukan beberapa virus dari lapisan es, yang diperkirakan berusia 30.000 tahun.

Mereka menemukan lapisan es Siberia yang sebelumnya stabil selama 400 ribu tahun kini 'terancam' akibat pemanasan global. Pencairan es itulah yang memicu pelepasan dan kebangkitan mikroba permafrost, termasuk mikroba purba dari akhir Pleistosen (100.000 tahun terakhir).

Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi berbagai jenis bakteri di lapisan es yang berkaitan dengan beberapa patogen umum pada manusia, di antaranya yakni Acinetobacter, Bacillus anthracis, Brucella, Campylobacter, Clostridia, Mycoplasma, berbagai Enterobacteria, Mycobacteria, Streptococci, Staphylococci dan Rickettsia.

"Sayangnya, seperti yang ditunjukkan oleh pandemi terkini (misalnya, COVID dan AIDS), setiap virus baru, bahkan yang terkait dengan keluarga yang telah diketahui sebelumnya, memerlukan pengembangan respons medis yang sangat spesifik, seperti antivirus dan vaksin baru," beber Claverie.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bikin Banyak Ilmuwan Ketar-ketir, Bisa Sefatal Ini Dampak Virus 'Zombie' ke Manusia"