Hagia Sophia

13 September 2023

Dulu Ronaldo Terapkan Standar yang Terlalu Tinggi di MU Hingga Bikin Frustasi

Cristiano Ronaldo. (Foto: REUTERS/PETER POWELL)

Cristiano Ronaldo meninggalkan Manchester United tahun lalu. Pemain Portugal itu dinilai menerapkan standar yang terlalu tinggi sehingga frustrasi dan memilih cabut.

Ronaldo kembali ke MU pada 2021, namun cuma setahun lebih berada di klub lamanya. CR7 pergi tidak baik-baik setelah sempat drama 'membongkar aib' Setan Merah dalam wawancaranya bersama Piers Morgan.

Pada 2021, Ronaldo kembali ke MU usai meninggalkan Juventus. Itu menjadi periode keduanya berseragam The Red Devils, setelah yang pertama terjadi pada 2003 hingga 2009.

Pada 2009, Ronaldo meninggalkan MU usai mempersembahkan 9 gelar, termasuk tiga gelar Premier League dan sekali Liga Champions. Ronaldo juga menyabet gelar Ballon d'Or pertamanya pada 2008, dengan catatan membuat 118 gol.

Ronaldo kemudian pindah ke Real Madrid, dan makin sukses. Ia bisa memenangkan empat gelar juara Liga Champions, sekaligus menyabet empat gelar Ballon d'Or tambahan, dengan total membuat 450 gol, menjadi topskorer Los Blancos sepanjang masa.

Pada 2018, Cristiano Ronaldo pindah ke Juventus dan kembali bisa memenangkan gelar, yakni dua gelar Serie A dan bisa membuat 101 gol. Setelah empat musim di Italia, Ronaldo kembali ke Inggris, sebelum cabut pada Oktober tahun lalu dengan memutus kontraknya. Ia cuma membuat 27 gol dari 54 laga, dan belum memenangkan apa-apa di periode keduanya berseragam Manchester United.

Mike Phelan, mantan asisten manajer di MU, menilai Ronaldo cukup frustrasi di periode keduanya bersama MU. Sebab, ia menetapkan standar tinggi berkat capaiannya di klub lain, yang tak bisa diterapkan rekan-rekannya di MU.

"Di periode keduanya, dia datang dengan sudah lebih tua, lebih berpendirian dan berkemauan keras," kata Phelan, kepada Sky Sports.

"Dia masih punya standar yang sangat tinggi dan bagus untuk diajak kerja sama. Tapi, saya akan mengatakan pola pikirnya terlalu keras. Sebab, dia pernah berada di MU, Portugal, dan Madrid."

"Saya suka karena dia tak ingin standarnya turun, sambil berharap standar yang lain meningkat. Terkadang, anda tidak akan disukai beberapa orang saat itu terjadi. Saya ingat ketika dia terlalu berusaha keras, namun tidak diacuhkan atau tak direspons. Rasa frustrasi akan muncul."

"Saat berurusan dengan orang-orang tp, yang terpenting adalah mereka, apa yang bisa mereka selesaikan dan dapatkan. Mereka akan melihat ke belakang dan menilainya. Dan mungkin dia menyadarinya, entahlah sebab saya tak pernah bicara dengannya, jika dia tak bisa meraihnya di Manchester United. Jadi dia merasa tantangannya berada di tempat lain," ungkap Phelan.

Setelah dari Manchester United, Cristiano Ronaldo kemudian pindah ke Arab Saudi. Pemain 38 tahun itu bergabung dengan Al Nassr, dengan kini sudah memenangkan gelar Liga Champions Arab, dan membuat 26 gol dari 30 laga.


























Artikel ini telah tayang di sport.detik.com dengan judul "Standar Tinggi Bikin Ronaldo Frustrasi di MU"